NAMA Romo C. Eko Wahyu D.S., OSC tidak asing bagi umat Katolik di Indonesia. Pasalnya, beberapa bulan belakangan ini, nama Romo yang saat ini bertugas di Paroki Santo Joseph Tebing Tinggi, Keuskupan Agung Medan itu terlihat begitu fenomenal di media sosial, terutama di Youtube.
Umat Katolik di Kota Makassar terhitung beruntung karena bisa menghadirkan Romo Eko dalam acara rekoleksi keluarga Katolik di Aula Paroki Santo Fransiskus Assisi Makassar, Selasa, 28/5. Dia hadir untuk mengisi sesi rekoleksi pasutri dalam rangkaian kegiatan Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) ke-6 di Keuskupan Agung Makassar.
Romo Eko bagaikan sedang tampil di panggung “stand up comedi”. Setiap akhir kalimat yang ia ucapkan senantiasa mengundang gelak tawa ratusan pasangan peserta rekoleksi. Dalam canda dan tawa, Romo yang mengaku sekelas dengan Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC ini, mengajak para pasangan suami-istri (pasutri) tidak merasa terasing dengan pasangannya, hanya karena sibuk dengan gawainya sendiri.
Dengan penuh humor, Romo dari Ordo Sanctae Crucis (OSC) ini tampil menyihir dengan ajakan dan motivasinya. Menurutnya, tujuan perkawinan bukan terutama pada prokreasi atau mendapatkan keturunan, tetapi mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan bersama pasangan yang tunggal alias monogami.
Romo Eko mengatakan bahwa perkawinan dan imamat adalah sama-sama panggilan untuk setia kepada Tuhan dengan cara yang berbeda. “Saya pernah ditanya oleh anak kecil, apakah nanti pastor mati dan masuk surga? Apakah pastor memilih untuk menikah ketika nanti masuk surga? Lalu, saya menjawab, saya tetap jadi pastor. Saya bahagia jadi pastor dan tidak akan menikah. Kalau saya masuk surga, saya akan tetap jadi pastor,” kata Romo Eko disambut gelak tawa peserta.
Dengan meniru pertanyaan anak kecil itu, Romo yang viral di Youtube ini bertanya kepada para pasutri. “Seandainya nanti, Anda sekalian masuk surga, apakah masih mau menikah pasangan yang sekarang?” Pertanyaan ini seakan-akan menjebak para pasutri. Akan tetapi, ada seorang ibu yang akhirnya menjawab dengan candaan, “Cari lain saja, Romo!” Jawaban itu pun sontak mengundang gemuruh tawa seisi aula.
Pernyataan-pertanyaan dan jawaban, serta cerita-cerita Romo Eko dalam sesi rekoleksi itu dipenuhi canda tawa. Dia berharap agar semua pasutri yang hadir dalam rekoleksi itu mampu setia dalam memuji, memperhatikan, dan menjadikan perkawinan sebagai perjumpaan yang tidak membosankan. (Stefan/RBE)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.