MIRIFICA.NEWS, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengatakan kebhinekaan bangsa saat ini akan tetap utuh apabila warga bangsa tidak mempersoalkannya. Perbedaan gaya hidup, kultur dan agama, kalau ini diributkan terus maka bangsa ini tidak akan pernah bersatu.
Jonan mengatakan hal itu ketika berbicara pada Konferensi Nasional Umat Katolik Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Atmajaya Jakarta, Sabtu (13/8/2017). Di hadapan sejumlah tokoh Katolik dan peserta Konferensi, Ia mengingatkan agar orang Katolik harus benar-benar menjadi orang Indonesia.
“Dari sudut pandang revitalisasi Pancasila maka yang perlu dilakukan oleh orang Katolik Indonesia adalah menjadi 100 persen Indonesia”, ujarnya disambut tepuk tangan peserta konferensi.
“Dalam setiap interaksi sosial, apapun perbedaannya haruslah tetap 100 persen Indonesia. Banyak hal, terutama kita umat katolik, kita juga sering merasa minoritas, tetapi hal ini tidak penting juga dipersoalkan”, Jonan menambahkan.
Ia lalu menceritakan bahwa ketika masih menjabat sebagai Dirut Kereta Api Indonesia, pernah ada pemilihan ketua dewan mesjid kereta api,dan anehnya namanya juga muncul di sana.
Ia mengatakan kebhinekaan itu jangan hanya sebatas ngomong, tetapi harus dipraktikan dalam hidup sehari-hari seperti dengan hadir di tengah lingkungan masyarakat yang berbeda keyakinan dan bersilaturahmi dengan mereka.
Dengan latar belakang keluarganya yang serba majemuk dalam keyakinan, Jonan mengaku tidak terlalu sulit untuk saling memberi pengertian dan toleransi satu terhadap yang lainnya.
“Jangan dibayangkan nama adik saya seperti saya, Petrus, Ignasius dan lain-lain. Adik saya itu namanya Muhamad Yusuf. Kalau kita mau tunjukkan bahwa kita mau berbhineka, ya toleransi saja. Malah adik kandung saya itu alirannya Salafi”.
Jonan pun berharap agar masyarakat tidak memisahkan diri mereka berdasarkan perbedaan latarbelakang . Harapan itu ia sampaikan merujuk pada pengalamannya selama menjabat sebagai menteri. Ia mengaku tak pernah membedakan stasnya.
“Karena itu bukan bagian dari promosi tugas”. tegasnya.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.