Orang-orang Farisi dikenal sebagai orang yang sangat taat kepada peraturan peribadatan. Mereka mentaati semuanya secara harafiah dan merasa dengan cara seperti itu mereka adalah orang yang saleh. Seperti dikisahan dalam bacaan Injil hari ini, orang-orang Farisi mengkritik para murid Yesus yang tidak menjalankan aturan hari Sabat. Dengan kata lain para murid Yesus seharusnya mentaati peraturan yang ada bukan malah melanggarnya dengan memetik gandum dan memakannya.
Untuk menjawab pertanyaan mereka Yesus mengkisahkan peristiwa Daud yang melarikan diri bersama para pengikutnya dari kejaran pembunuhan Raja Saul. Karena rasa lapar yang luar biasa Daud masuk ke bait Allah dan meminta roti-roti sajian yang dikhususkan bagi imam-imam sebagai makanannya dan para pengikutnya. Apa yang dilakukan oleh Daud, sah-sah saja meskipun melanggar aturan demi keselamatan dirinya dan para pengikutnya. Demikian juga Yesus membenarkan tindakan para murid-Nya.
Peraturan dicipta demi memanusiawikan manusia, bukan untuk membelenggu dan membebaninya. Peraturan dicipta untuk mencapai suasana keteraturan dan ketertiban yang lebih baik.
Pada kenyataannya tidak jarang lebih mementingkan peraturan dibanding perikemanusiaan. Padahal, aturan dibuat demi memanusiawikan manusia. Lebih parah lagi peraturan masih bisa diputarbalikkan untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Marilah kita berani melihat cara hidup kita masing-masing khususnya dalam menjalankan peraturan, hukum, dsb. Apakah kita mentaati dan menjalankannya secara dewasa dan dalam semangat kasih? Semoga teladan dan ajaran Yesus dapat kita jalankan, yaitu mentaati hukum dengan kasih.
Renungan oleh RD. Edy Prasetya
Ilustrasi diambil dari www.exabyzness.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.