Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Kamis 4 September 2014 (Luk 5:1-11)

Renungan Kamis 4 September 2014 (Luk 5:1-11)

Ilustrasi diambil dari wikipedia.org

Dikisahkan dalam perikop Lukas 5: 1-11 Simon Petrus dan teman-temannya sedang membereskan jalanya. Mereka adalah nelayan profesional yang semalaman menjala ikan tetapi tidak mendapatkan hasil. Hidup mereka sangat tergantung dari hasil tangkapan ikan. Di tengah kesibukan mereka membereskan jala, datanglah Yesus menghampiri mereka. Setelah terjadi dialog sejenak Yesus bersama Petrus dan teman-temannya bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala. Hasilnya sungguh di luar dugaan, mereka mendapat banyak ikan bahkan jala mereka nyaris koyak.

Ada hal menarik dari kisah ini bahwa meskipun mereka nelayan profesional, yang tahu persis kapan dan cara menangkap ikan. Ketika Yesus meminta untuk bertolak ke tengah dan menjala ikan mereka tidak menolak tetapi mengikuti apa yang Yesus katakan. Petrus dan teman-temannya membuka hati dan budi mereka sehingga menerima undangan Yesus. Meskipun mereka sudah berpengalaman tetapi tetap terbuka akan perintah Yesus. Hasilnya mereka bukan hanya penjala ikan tetapi juga menjadi penjala manusia.

Bagaimana rahmat Tuhan bisa berkarya dalam diri kita? Belajar dari pengalaman para murid kitapun hendaknya juga membuka hati dan budi, bersikap rendah hati. Dengan demikian maka rahmat Allah mempunyai ruang dan bisa berkarya dalam diri kita dan memampukan kita untuk menjadi “penjala manusia”.

Peristiwa yang dikisahkan dalam bacaan Injil hari ini juga menginspirasi kita bahwa Tuhan memilih utusan-Nya di antara orang-orang sederhana. Tuhan menghadirkan Kerajaan Allah melalui peristiwa hidup sehari-hari-hari.

Marilah membuka hati dan budi kita dan membiarkan Tuhan merajai diri kita sehingga memampukan kita menjadi utusan-utusan-Nya menghadirkan Kerajaan Allah, menghadirkan terang-Nya sehingga semakin banyak orang merasakan kehadiran Tuhan.

Renungan oleh RD. Edy Prasetya

Ilustrasi diambil dari wikipedia.org