SANG PENYEMBUH DAN KARYA PENYEMBUHANNYA
Injil Markus 6:53-56
SEKITAR belasan tahun yang lalu, di sebuah Paroki di Pulau Sumba digelar pengobatan oleh seorang imam yang berasal dari luar Pulau Sumba. Imam tersebut dipercaya memiliki kharisma penyembuhan dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Dengan doa dan ramuan herbal dia mengadakan praktek penyembuhan. Ribuan orang sakit datang dari berbagai tempat untuk mengalami penyembuhan tersebut. Hanya dengan ceritera yang beredar dari mulut ke mulut, banyak orang yang mengetahui praktek tersebut dan berdatangan dari sudut-sudut pulau. Sesudah praktek pengobatan kolosal yang berlangsung selama beberapa hari, imam tersebut kembali ke tempat tugasnya. Banyak ceritera yang beredar sesudah kepulangan imam tersebut. Ada yang memberi kesaksian karena telah mengalami penyembuhan. Tidak kurang pula yang kecewa karena gagal mengalami penyembuhan. Kadang-kadang terjadi pula diskusi. Ada yang meragukan kharisma penyembuhan dari imam tersebut. Sedangkan yang merasa sembuh berargumen bahwa dengan iman dan doa penyakit apa pun dapat disembuhkan.
Berbeda dengan hal di atas, penyembuhan Yesus di Genesaret dalam bacaan Injil hari ini, tidak menimbulkan kekecewaan sebagian orang melainkan semuanya mengalami penyembuhan. Bahkan hanya dengan menjamah jubahNya saja, orang-orang sakit disembuhkan.
Rakyat kecil memang amat terbuka pada jamahan ilahi. Mereka merindukan Tuhan. Di dalam situasi sakit yang mereka alami, mereka menggantungkan seluruh pengharapan pada Tuhan. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa bila ada praktek doa penyembuhan banyak orang berbondong-bondong datang. Situasi keterbatasan mereka baik keterbatasan ekonomi maupun pendidikan merupakan pula salah satu faktor penyebab mereka lebih mudah menggantungkan pengharapan pada Tuhan ketimbang mengandalkan kemampuan diri sendiri.
Kisah penyembuhan orang-orang sakit di Genesaret ini tidak terpisahkan dari perikop sebelumnya yaitu peristiwa penggandaan roti dan peristiwa Yesus berjalan di atas air. Peristiwa penggandaan roti telah menarik minat orang banyak untuk mengenal Yesus. Mereka mengenalnya sebagai orang yang mampu menyelesaikan persoalan hidup mereka. Demikian pun ketika mendengar bahwa Yesus mampu menyembuhkan orang sakit dengan jamahan tanganNya, orang semakin percaya bahwa Dia dapat membawa perubahan bagi hidup banyak orang. Akibatnya rakyat kebanyakan merindukan Yesus. Mereka mengikutinya kemana saja dia pergi, sambil membawa orang-orang sakit supaya disembuhkan. Orang-orang Genesaret bahkan berlari-lari memberitakan kedatangan Yesus di wilayah mereka supaya orang-orang sakit dibawa kepadaNya agar disembuhkan.
Walaupun demikian orang-orang yang mengikuti Yesus itu belum mengenal siapa sebenarnya Yesus itu. Bahkan ketika Yesus berjalan di atas air, murid-muridNya sendiri menyangkah bahwa Dia hantu. Mereka berteriak-teriak ketakutan. Jadi orang-orang mengenal Yesus hanya wajahnya dan pekerjaanNya yang ajaib. Tidak lebih dari itu. Mengapa Yesus memiliki kuasa penyembuhan, belum banyak direfleksikan oleh pengikut-pengikut-Nya. Walaupun demikian mereka tertarik pada kuasa penyembuhan Yesus.
Para pengikut Yesus pada waktu itu terbagi atas dua kelompok. Di satu pihak terdapat rakyat biasa, kaum kecil yang amat percaya pada kuasa penyembuhannya sehingga mereka yakin bahwa hanya dengan menyentuh jubahnya saja orang menjadi sembuh. Di lain pihak ada pula yang ketakutan melihat perbuatan ajaib Yesus seperti ketika Yesus berjalan di atas air. Mereka tertarik pada karya penyembuhanNya tetapi belum mengenal siapa sesungguhnya Sang Penyembuh itu. Mereka masih mencurigainya ketimbang beriman kepadanya.
Yesus sebenarnya menghendaki agar para pengikutNya mengenal siapa Dia sesungguhnya. Dia tidak membiarkan mereka mengenal hanya wajah dan karya penyembuhanNya. Dan untuk itu Yesus secara perlahan-lahan memperkenalkan diriNya melalui tindakan dan karyaNya. Para pengikutNya ditantang untuk berrefleksi tentang siapa diriNya di balik perbuatan-perbuatanNya yang ajaib.
Dalam hidup beriman kita, rupanya kita telah banyak mengenal Dia sebagai juru selamat dan Anak Allah sebagaimana diwartakan Gereja. Tetapi situasi hidup beriman kita dewasa ini pun masih agak mirip dengan situasi pada zaman Yesus. Umat sepertinya terbagi atas dua kelompok dalam hal beriman. Ada mayoritas rakyat kecil dan sekelompok kecil umat yang lebih “rational”. Umat biasa terutama rakyat kecil amat mudah percaya pada karya penyembuhan Yesus. Mereka pada dasarnya memiliki iman yang sederhana dan konkret. Mereka senantiasa mendoakan dan mengharapkan “keselamatan kini” yaitu terpenuhinya kebutuhan nyata mereka seperti kesembuhan dari sakit, memperoleh pekerjaan, mendapatkan jodoh, membangun rumah yang lebih baik dll. Mereka seperti penduduk Genesaret yang mencari Yesus untuk mendapatkan kesembuhan kini. Mereka lamban mengenal hakikat Yesus. Tetapi mereka amat tertarik untuk mengikutiNya karena mengenal kuasaNya.
Tetapi ada pula sebagian umat, terutama yang lebih berpendidikan, yang berusaha mengenal Siapa Yesus itu, ketimbang mengalami langsung karya penyelamatanNya yang konkret. Mereka tertarik pada hakikatNya sebagai anak Allah dan juru selamat umat manusia. Mereka memperdalam iman mereka dengan bacaan-bacaan rohani bahkan kursus-kursus teologi. Orang-orang yang lebih “rational” tersebut cenderung memandang kurang bermutu cara beriman seperti dijalani rakyat kecil. Mereka cenderung “mencurigai” kebenaran kharisma penyembuhan dalam orang-orang tertentu.
Kita kini memang perlu mengenal Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat. Untuk itu kita perlu memiliki keseimbangan antara mengenal “Siapa Dia” dan mengalami langsung kuasaNya kini. Apakah kita mampu mengenal wajah Yesus dalam Ekaristi Kudus yang kita terima setiap minggu bahkan setiap hari? Apakah kita dapat disentuh oleh kuasa ilahiNya dan kita benar-benar merindukan kehadiranNya?
Yesus tetap sama seperti dulu. Dia adalah jawaban setiap persoalan hidup kita. Dia mampu dan siap mengangkat beban-beban hidup kita. Dia menjadikan kita ciptaan baru oleh kuasa rahmatNya. Dia melenyapkan kekelaman hidup kita dan menjadikan segalanya teratur. Kita pun dapat merasakan secara konkret kebaikanNya. Karena itu kita dapat datang kepadaNya dan meminta apa saja yang kita butuhkan. Dan didorong oleh iman seperti ini, kita pun mestinya bergegas memberitakan kehadiranNya yang menyelamatkan itu kepada sesama dan saudara-saudari kita. Tuhan Yesus memberkati kita.
Foto: Yesus menyembuhkan orang sakit di tepi danau Genesaret, ilustrasi dari sangsabda.wordpress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.