ESUS mendobrak aturan-aturan kaku yang sering kali menyengsarakan banyak orang sezaman-Nya. Kabar Gembira tentang keselamtan Allah dinyatakan-Nya dengan berbagai tindakan yang menyembuhkan dan membahagiakan. Penyembuhan orang sakit pada hari sabat (bdk. Luk. 13;12), menunjukkan belas kasih dan cinta Allah melampaui aturan, tata cara dan hukum keagamaan. Tindakan Yesus hendak mengajarkan universalitas kasih Allah yang tidak terikat waktu dan ruang. Kasih Allah diberikan untuk semua dan siapa saja yang terbuka akan Sabda-Nya. Warta dan penyataan belas kasih Allah membawa kesembuhan dan keselamatan.
Belas kasih Allah menjadi sebuat tawaran bagi setiap orang. Agar mampu menerima dan menghidupi semangat kasih Allah maka hidup harus dipimpin oleh Roh Allah sendiri. Rasul Paulus mengingatkan bahwa setiap orang yang menerima Roh menjadi bagian dari anak-anak Allah. Dan oleh Roh itu pula kita berani menyebut Allah sebagai Bapa (bdk. Rm. 8:15). Martabat sebagai anak-anak Allah memampukan kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah Bapa dan pada akhirnya mampu memberi kesaksian akan kasih Bapa yang menyelamatkan.
Memberikan kesaksian akan kasih Allah berarti kita memberikan diri dan seluruh yang ada pada kita sebagai saluran berkat Allah bagi sesama dan dunia sekitar kita. Hanya dengan demikian kita layak disebut Murid Kristus. Apakah hidup dan tindakan kita sudah menunjukkan semangat kita sebagai murid Kristus?
Tuhan Yesus, Engkau telah menunjukkan kasih Bapa dalam hidup dan tindakan-Mu. Bantulah aku untuk mengikuti teladan-Mu dalam hidup sehari-hari. Semoga hidup dan tindakanku sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.
Renungan Harian ini diambil dari Buku “Ziarah Batin 2017”, Diterbitkan oleh Penerbit OBOR, Jakarta
Kredit Foto : Bunda Teresa dan anak-anak/delcanto.org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.