UMAT manusia jatuh ke dalam perbudakan dosa karena ketidaktaatan manusia pertama kepada Allah. Namun kasih Allah sungguh amat besar kepada manusia. Hal ini dinyatakan dalam diri Yesus yang datang ke dunia untuk memberikan diri-Nya sebagai tebusan bagi umat manusia. Tebusan dipahami sebagai harga yang harus dibayar untuk membeli atau memperoleh kembali seseorang atau sesuatu. Penebusan yang dilakukan Yesus melalui kematian-Nya pada kayu salib adalah pengorbanan yang tiada bandinganya dan peristiwa yang tidak dapat diulangi. Yesus rela menderita dan mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Iblis kerap menggunakan tipu muslihat untuk menjatuhkan dan menjauhkan manusia dari kasih Allah, seperti yang dialami oleh Adam dan Hawa. Hal yang sama juga dialami oleh para ahli taurat, ketika mereka menuduh Yesus menggunakan kuasa Beelzebul untuk mengusir setan. Dikisahkan bahwa para ahli Taurat yang datang dari Yerusalem melihat Yesus mengusir setan, lalu menyimpulkan bahwa Yesus kerasukan. Hal ini mereka lakukan untuk menyerang dan sekaligus tidak mengakui tindakan Yesus sehingga mereka memiliki alasan untuk tidak mempercayai kebenaran yang dibawa oleh Yesus. Yesus pun memberi peringatan keras dengan mengatakan bahwa dosa yang tidak dapat diampuni adalah dosa menghujat Roh Kudus, yaitu mengingkari kuasa Allah yang bekerja dalam diri Yesus. Godaan untuk jatuh dalam kecenderungan yang sama pun masih mengintai kita hingga kini. Semoga kita, dengan pertolongan Allah, selalu mampu menjaga hati agar terbuka kepada karunia Roh Kudus yang membebaskan dan menyelamatkan kita.
Ya Allah, jauhkanlah dariku sikap saling menyalahkan sehingga hatiku selalu terbuka untuk dibimbing oleh Roh Kudus. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.