Bacaan I: Ibr.9:15.24-28, Injil: Mrk. 3:22-30
MARKUS 3:22 Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan: “Dengan penghulu setan Ia mengusir setan.”
Markus 3:23 Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?
Markus 3:24 Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan,
Markus 3:25 dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.
Markus 3:26 Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.
Markus 3:27 Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu.
Markus 3:28 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
Markus 3:29 Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.”
Markus 3:30 Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.
Renungan
Suatu hari di sebuah SMA, ada seorang murid cewek yang ketakutan luar biasa sambil menunjukkan ssurat dengan bercak darah dari seorang cowok. Tampaknya si cowok penulis surat itu jatuh cinta padanya tetapi tidak ditanggapinya. Maka marahlah si cowok? Kalimat terakhir dalam surat itu : “Cinta ditolak dukun bertindak!” dengan dibumbuhi tandatangan tinta darah. Murid saya itu takut disantet dengan akibat kematiannya.
Darah adalah simbol kehidupan. Perjanjian darah adalah perjanjian yang menyangkut hidup atau matinya seseorang. Para Imam Besar setiap tahun membarui Perjanjian Darah antara umat Israel dan Allah dengan cara merecikan darah korban ke atas mesbah dan kepada umat. Tujuannya agar umat senantiasa selamat dalam lindungan kuasa kasih-Nya. Dalam Perjanjian Baru, Imam Besar itu adalah Tuhan Yesus; sedang darah perdamaiannya adalah darah-Nya sendiri. Setiap merayakan Ekaristi, darah perjanjian itu kita terima dan membarui hidup kita. Hidup baru itu adalah hidup dalam Roh Kudus.
St.Timotius dan Titus menghayati hidup daalam kerangka Perjanjian Darah itu, yaitu hidup dalam Roh Kudus. Mereka sangat yakin bahwa tidak ada permusuhan antara dirinya dan Allah.
Sebaliknya, mereka hidup dalam sukacita Ilahi karena kasih Allah yang tak terbatas itu. Kita semua telah dicurahi hidup baru dalam Roh Kudus berkat darah Tuhan Yesus. Kini saatnya kita hidup dalam sukacita Ilahi dan tidak hidup dalam ketakutan.
Tuhan Yesus, syukur aku panjatkan kepada-Mu karena hidup baru telah Kaaucurahkan dalam diriku. Bimbinglah aku agar tidak menyangkal peran Roh Kudus, sebaliknya senantiasa hidup dalam Roh Kudus-Mu saja! Amin.
Teks: Ziarah Batin 2015
Foto: Yesus menyembuhkan seorang yang kerasukan setan, ilustrasi dari hidupkatolik.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.