EWASA ini kita dihadapkan dengan perkembangan teknologi yang serba canggih. Di satu pihak teknologi sangat membantu dan meringankan kinerja manusia. Di lain pihak, teknologi dapat pula mengasingkan relasi manusia satu dengan yang lain. Nilai kebersamaan acapkali dikesampingkan. Ada berapa banyak waktu terbuang hanya karena kita sibuk dengan produk teknologi? Ada berapa banyak peristiwa ketika lawan bicara merasa terabaikan atau tidak didengarkan karena sibuk membalas Whatsup, twitter?
Sikap mau mendengarkan kiranya menjadi penegasan yang dikemukakan Yesus dalam ajaran-Nya. Mendengar merupakan faktor penting dalam relasi dan keakraban dengan Allah melalui warta sabda-Nya. Interaksi terdalam dari sebuah relasi dilakukan dengan cara mendengar dan menyimak kata-kata dengan keterbukaan dan cinta. Agar kita dapat mewartakan kebaikan dan cinta, kita mesti terbuka untuk mendengar dan melakukan firman-Nya. Kebaikan dan kepeduliaan dapat diwartakan bila setiap orang mau terlibat dan memiliki komitmen yang kuat menerangi hidup dan sesama di sekitarnya (bdk. Luk.8:16).
Apakah kita sudah berbuat baik terhadap sesama di sekitar kita? Apakah hidupku sudah menjadi cahaya kasih bagi orang lain?
Tuhan, jadikanlah aku cahaya bagi sesama, agar dapat menyinarkan kasih dan kebaikan-Mu dalam hidup dan pekerjaan sehari-hari. Amin.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.