ARENA ketakutan melihat tentara Mesir yang mengejar, orang Israel mempertanyakan keputusan Musa membebaskan mereka dari penindasan. Akan tetapi, Tuhan justru menggunakan situasi itu untuk menampakkan kekuasaan-Nya melalui tangan Musa (bdk. Kel.14:16-18). Di masa yang berbeda, ketika menanggapi permintaan ahli Taurat dan orang Farisi akan tanda, Yesus menegur kekerasan hati mereka, padahal Ia yang hadir di antara mereka itu lebih daripada Yunus maupun Salomo (bdk. Mat. 12:41-42). Iman seseorang akan tercermin dalam reaksinya ketika mengalami situasi yang sulit atau berada dalam keraguan atas keputusannya sendiri. Seharusnya reaksi seseorang yang sungguh-sungguh beriman adalah mempercayakan hidupnya hanya kepada Tuhan dan berani berubah setelah mengalami peristiwa rahmat. Adalah mengeherankan bahwa pengalaman diselamatkan dari penindasan tidak serta-merta membuat manusia lelbih percaya pada peran Tuhan dalam hidupnya.
Berapa banyak tanda lagi yang masih kita perlukan? Hingga kini masih ada orang Kristiani yang ‘menuntut’ rahmat dan jawaban atas doanya kepada Tuhan sebagai syarat bahwa kalau itu didapatkan, ia akan tetap setia dalam imannya. Tuhan tidak dapat kita ‘atur’. Yang seharusnya kita atur adalah reaksi kita sendiri supaya jangan sampai menyia-nyiakan seluruh pengalaman iman yang sudah membentuk kehidupan kita.
Tuhan Yesus Kristus, kuasa-Mu selalu melampaui berbagai ketakutan dan keraguanku. Semoga aku lebih oeka melihat tanda-tanda kehadiran dan tindakan-Mu dalam berbagai peristiwa kehidupan. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2017
Kredit Foto: Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir/SangSabda-WordPress
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.