EKAN beriman terkasih, orang-orang Farisi mendapatkan mandat dan mempunyai wibawa dalam mengajarkan ajaran-ajaran iman Yahudi. Mereka juga memiliki hak dan wewenang dalam nrenyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan aturan dan kebijaksanaan hidup bagi masyarakat Yahudi. Berbeda dengan mereka, Yesus tidak memiliki mandat dari manusia. Wibawa dan mandat pengajaran-Nya berasal dari Allah. Hal inilah yang tidak diterima oleh orang-orang Farisi. Tidak mengherankan jika mereka meminta tanda dari-Nya.
Kesaksian hidup Yesus ternyata belum mampu membuat mereka percaya bahwa Yesus sesungguhnya adalah Mesias atau Kristus. Ketidakmampuan untuk melihat siapa Yesus disebabkan oleh perasaan iri hati dan kecemburuan sosial. Seharusnya Yesus yang mengerjakan karya-karya besar Allah dilihat sebagai mitra kerja dan bukannya saingan. Pengajaran-pengajaran Yesus yang membuat orang semakin mengenal Al1ah, semestinya dilihat sebagai penyempurnaan pengajaran mereka, dan bukannya sebagai ancaman. Namun demikianlah karya-karya kebenaran dan kebaikan, justru tampak menjadi ancaman dan saingan bagi mereka yang orientasi hidupnya bukan pada Allah. Orientasi para ahli Taurat dan Farisi bukan pada Allah melainkan pada popularitas dan kemapanan pribadi. Pertanyaan bagi kita ialah; “apakah kita terorientasi pada Allah, atau pada diri sendiri?”
Ya Allah, semoga setiap senyuman, teguran, sapadn, ntd.n pu aku pahami sebagai bagian dari iman. Dan semoga aku tidak diliputi prasangka dan iri hati. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.