“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.” Refleksi St. Paulus tersebut begitu indah dan mendalam. Ia memberi jawaban pada pertanyaan tentang makna hidup, bahwa kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik. Di sisi lain, St. Paulus juga menampilkan betapa dirinya (dan kita semua) adalah pendosa yang sudah mati. Tetapi belas kasih Allah menyelamatkan kita. Sebab, Allah menghendaki kita melakukan pekerjaan baik.
Dalam perspektif ini, Injil menampilkan kisah yang mengenaskan dan ironi. Ada orang yang ribut tentang warisan dan meminta Yesus menjadi wasit. Yesus sendiri juga mengambil contoh seorang kaya yang menimbun harta. Berapa banyak di antara kita yang menghabiskan waktu untuk persoalan mendapatkan banyak harta? Atau mungkin menghabiskan waktu dengan iri hati atas apa yang didapat orang lain? Di sisi lain, berapa banyak yang dengan tulus mencurahkan seluruh hiduip untuk kebaikan? Kita diundang untuk menjadi kontributor dan pencinta kebaikan karena untuk itulah Allah menciptakan kita, supaya kita menjadi kaya di hadapan-Nya.
Ya Allah, aku mohon daya ilahi-Mu untuk membantuku melawan agoisme, supaya aku penuh semangat melibatkan diri untuk mewartakan kebaikan-Mu. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.
