ADA zaman sekarang ini kebenaran dan kesalahan memiliki wajah yang serupa. Kebenaran kerap dinilai sebagai kesalahan dan pun sebaliknya. Akibatnya, orang mengalami kesulitan menentukan mana yang sungguh-sungguh salah atau siapa yang sungguh-sungguh benar dan siapa yang sebetulnya salah. Hal yang mungkin terjadi kemudian ialah orang-orang salah dibebaskan dari hukuman, sedang yang benar jatuh terhukum.
Akan tetapi, di mata Allah kebenaran dan kesalahan itu berbeda wajah, bahkan bertentangan satu sama lain.
Yesus sendiri menegaskan hal ini dengan mengatakan: “Bagaimana Ibilis dapat mengusir setan?” Demikian juga Allah akan membenarkan orang yang benar atau menghukum orang yang salah. Misalnya, Daud seorang yang dipilih menjadi raja dan dibenarkan Allah, walaupun para musuhnya meragukan dia, namun ia dimenangkan oleh Allah karena Allah menyertainya.
Kini kita hidup dipersimpangan antara baik dan buruk. Namun, dalam kondisi ketidakpastian ini, kita harus tetap mencari dan menegakkan kebenaran. Kita memiliki integritas dengan berani menyatakan yang baik sebagai baik dan yang buruk sebagai buruk. Yesus telah memberikan teladan-Nya. Mari kita berpegang kepada Allah sang “hakim agung” dan bukan pada manusia.
Ya Bapa, mampukanlah aku memilah antara yang baik dari yang buruk dan memilih yang baik semata. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.