Bacaan I: Ibr.5:1-10, Injil: Mrk. 2:18-22
MARKUS 2:18 Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”
Markus 2:19 Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.
Markus 2:20 Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Markus 2:21 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya.
Markus 2:22 Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.”
Renungan
Keluarga Hibertus baru saja menikahkan anak bungsunya.Sebagai orangtua yang mencintai anak, mereka minta agar anak dan menantunya tinggal di rumahnya yang besar dan mewah itu. Dengar aalasan menjaga dan menghormati mertua. Dina mau tinggal di rumah itu.Bulan pertama berjalan bnaik. Memasuki bulan kedua ketidaknyamanan mulai ia rasakan karena semua kebutuhan suaminya- dari makan, pakaian, merapikan tempat tidur, sepatu –disiapkan oleh ibunya. B ahkan soal tidurpun dipedrhatikannya, Dina merasa tidak berguna dan tidak mempunyai ruang bebas. Dia mengajak suaminya keluar dari rumah itu, tetapi tidak dihiraukan. Setelah enam bulan dia tidak tahan lagi. Ia pulang kerumah orangnya. Keluarga muda ini menjadi hancur berantakan dan mertuanya kecewa.
Keluarga baru dipaksa untuk menghidup kebiasaan lama. Anak sudah menjadi seorang suami, masih diperlakukan sebagai anak.Pasti hancur. “Anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru “ kalau tidak kantongnya hancur dan anggurnya terbuang.
Banyak oang Katolik yang hidupnya begitu – begitu saja. Tidak beda dengan sebelum dibaptis. Mengapa ? Karena cara lama yang menekankan hukum tetap dihidupi. Kakhasan iman Katolik adalah hidup dalam Roh. Ini cara hidup yang baru yaitu: “ Tidak memuliakan diri tetapi merendahkan diri agar Allah yang memulikan kita. Hidup dalam Roh adalah hidup taat kepada Bapa sebagai Anak Allah.”
Allah Bapa di surga, syukur bagi-Mu karena Engkau senantiasa mencintai aku sebagai anak. Jauhkan dari hidupku sikap meninggalkan diri !Amin.
Teks : Ziarah Batin 2015
Foto: Hidup dalam Roh Allah, ilustrasi dari pejesdb.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.