Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian: Senin, 19 Januari 2015

Renungan Harian: Senin, 19 Januari 2015

Hidup dalam Roh Allah, ilustrasi dari pejesdb.com

Bacaan I: Ibr.5:1-10, Injil: Mrk. 2:18-22

MARKUS 2:18    Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”

Markus 2:19   Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.

Markus 2:20   Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

Markus 2:21   Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya.

Markus 2:22  Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.”

Renungan

Keluarga Hibertus baru saja menikahkan anak bungsunya.Sebagai orangtua yang mencintai anak, mereka minta agar anak dan menantunya tinggal di rumahnya yang besar dan mewah itu. Dengar aalasan  menjaga dan menghormati mertua. Dina mau tinggal di rumah itu.Bulan pertama berjalan bnaik. Memasuki bulan kedua ketidaknyamanan mulai ia rasakan karena semua kebutuhan suaminya- dari makan, pakaian, merapikan tempat tidur, sepatu –disiapkan oleh ibunya. B ahkan soal tidurpun dipedrhatikannya, Dina merasa tidak berguna dan tidak mempunyai ruang  bebas.  Dia mengajak suaminya keluar dari rumah itu, tetapi  tidak dihiraukan.  Setelah  enam  bulan  dia tidak  tahan lagi.  Ia pulang  kerumah  orangnya.   Keluarga  muda ini  menjadi  hancur   berantakan dan mertuanya   kecewa.

Keluarga baru dipaksa untuk menghidup kebiasaan lama. Anak sudah menjadi seorang suami, masih diperlakukan sebagai anak.Pasti  hancur.  “Anggur  yang  baru  harus disimpan dalam kantong yang baru “  kalau tidak kantongnya hancur dan anggurnya terbuang.

Banyak oang  Katolik yang hidupnya begitu – begitu saja.  Tidak beda dengan sebelum  dibaptis.  Mengapa ? Karena cara lama yang menekankan hukum tetap dihidupi. Kakhasan iman Katolik adalah hidup dalam Roh. Ini cara hidup yang baru yaitu: “ Tidak  memuliakan  diri  tetapi  merendahkan  diri agar  Allah yang memulikan kita.  Hidup dalam Roh adalah hidup taat kepada Bapa sebagai  Anak Allah.”

Allah Bapa di surga, syukur bagi-Mu karena Engkau senantiasa mencintai aku sebagai anak. Jauhkan dari hidupku sikap meninggalkan diri !Amin.

 

Teks : Ziarah Batin 2015

Foto: Hidup dalam Roh Allah, ilustrasi dari pejesdb.com