man kita dibangun dari pengaalaman kehadiran Allah dalam hidup kita. Pengalaman indah para murid bersama Yesus di Galilea menjadi dasar dari iman mereka akan kebangkitan Yesus. Karena itu, Yesus menyuruh mereka pergi ke Galilea dan di sanalah mereka akan melihat Yesus lagi. Yesus juga mau menegaskan bahwa Dia yang bangkit adalah juga Dia yang hidup dan berkarya bersama murid mereka di Galilea.

Yesus memang telah bangkit mulia, namun kita murid – murid-Nya masih di dunia, pada saatnya kita pun akan hidup mulia bersama Dia. Yesus tidak menghendaki kita untuk segera meninggalkan dunia ini, Ia bahkan menghendaki kita untuk masuk ke dalam dunia sebagai utusan-Nya, sebagaimana Dia juga telah diutus Bapa-Nya (bdk. Yoh .17:15-19). Di satu pihak kita tentu tak bisa lepas dari urusan kita sehari – hari: mencari nafkah, merawat keluarga, belajar, bergaul dengan sesama. Namun, itu semua kita lihat kini dengan pandangan yang berbeda, yakni pandangan seorang utusan Tuhan yang peduli pada keselamantan umat manusia, dimana bukan lagi kehendak kita masing – masing yang utama , namun kehendak Allah.

Mungkin kita bertanya: Tetapi, bagaimana saya tahu kehendak dan cita-cita Tuhan bagi saya? Yesus menjawab: “Ikutlah Aku!” Tetapi, bagaimana aku mengkuti-Mu, Tuhan? “Pergilah ke Galelia, di sanalah kamu akan melihat Aku.” Ini bukan berarti kita hrus berziarah atau hijrah ke Tanah Suci, tapi kita diajak membaca Injil setiap hari. Dalam injil itulah kita menjumpai Yesus yang hidup, bergaul dan berkarya dalam hidup kita. Dituntun oleh Yesus, dituntun oleh Injil-Nya, kita pun dapat menghayati Galelia kita, saat-saat kita mengikuti Yesus dalam hidup sehari – hari.

Ya Tuhan, Engkau telah bangkit dari kematian untuk membuka jalan bagiku menuju kemuliaan. Semoga aku setia mengikuti jalan-Mu setiap hari. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2017

Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)