EPATAH Inggris mengatakan, “To err is humman” – Melakukan kesalahan itu manusiawi. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana kita bersikap bila terjadi kesalahan? Atau, lebih tepatnya, bagaimana bilaorang lain melakukan kesalahan kepada kita? Kurang lebih pertanyaan itu disampaikan Yesus kepada murid-murid-Nya.

Kenyataan bahwa manusia itu dekat dengan kesalahan tidak secara otomatis membuat pengampunan juga menjadi hal yang dekat dengan hidup manusia.

Yesus mengingatkan para murid-Nya akan nilai penting pengampunan. Berusaha untuk menghindari dosa itu penting, tetapi mengampuni yang bersalah mengantar manusia pada kemanusiaan sejati.

Salah satu aspek penting dari pengampunan yang disampaikan Yesus adalah memberi kesempatan. Pengampunan bukan hanya memberikan maaf, tetapi juga kesediaan menerima kembali dan memberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Tentu saja ini adalah hal yang sulit. Bukan hanya untuk kita, karena bagi murid Yesus pun demikian. Permintaan mereka sangat tepat, “tambahkan  iman kami”. Pengampunan hanya bisa diberikan bila manusia membuka diri untuk dipenuhi oleh kebijaksanaan Allah. Keterbukaan itulah yang kita sebut iman.

Ya Allah, tambahkanlah imanku supaya hatiku senantiasa terbuka untuk mengampuni sesamaku. Amin.

 

Renungan Harian ini diambil dari Buku “Ziarah Batin 2017”, Diterbitkan oleh Penerbit OBOR, Jakarta

Kredit Foto     : Ilustrasi (Ist)