Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian: Senin, 13 Juli 2015

Renungan Harian: Senin, 13 Juli 2015

0
Renungan Harian:  Senin, 13 Juli 2015
Ilustrasi:Iman dan akal budi, renunganimankatholik.blogspot.com

Kel. 1:8-14.22,Injil : Mat. 10:34-11:1

Kej 10:4 Keturunan Yawan ialah Elisa, Tarsis, orang Kitim dan orang Dodanim.
Kej 10:5 Dari mereka inilah berpencar bangsa-bangsa daerah pesisir. Itulah keturunan Yafet, masing-masing di tanahnya, dengan bahasanya sendiri, menurut kaum dan bangsa mereka.
Kej 10:6 Keturunan Ham ialah Kush, Misraim, Put dan Kanaan.
Kej 10:7 Keturunan Kush ialah Seba, Hawila, Sabta, Raema dan Sabtekha; anak-anak Raema ialah Syeba dan Dedan.
Kej 10:8 Kush memperanakkan Nimrod; dialah yang mula-mula sekali orang yang berkuasa di bumi;
Kej 10:9 ia seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN, sebab itu dikatakan orang: “Seperti Nimrod, seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN.”
Kej 10:10 Mula-mula kerajaannya terdiri dari Babel, Erekh, dan Akad, semuanya di tanah Sinear.
Kej 10:11 Dari negeri itu ia pergi ke Asyur, lalu mendirikan Niniwe, Rehobot-Ir, Kalah

Renungan

Rasionalitas pikiran manusiawi sering kali dipakai sebagai argumen yang jitu untuk tidak menghayati dan menghidupi nilai – nilai Injil secara radikal, dan sekaligus menjadi alasan yang baik untuk berkompromi dengan dosa.Ketika dituntut untuk mengampuni kesalahan  orang lain tanpa batas misalnya, banyak orang dengan pikiran logisnya mengatakan bahwa kesabaran manusia ada batasnya, sampai pada batas tertentu, saya tidak bisa lagi memaafkan dean harus mengambil tindakan sendiri. Saya tahu saya salah, tetapi saya bukan Tuhan. Kesabaran saya ada batasnya.

Bacaan hari ini mengajak dan menyapa kita untuk tidak selalu hidup melulu denganpertimbangan logis dan rasionalitas pikiran manusia semata. Rasionalitas pikiran, pada saat-saat tertentu. Perlu dinomorduakan dan malah mesti dikalahkan, agar kita tidak begitu cepat berkompromi dengan kejahatan dan dosa. Cinta kepada keluarga, tanggung jawab terhadap anak, atau pekerjaan misalnya, tidak boleh dijadikan alasan untuk menjauhi Tuhan dan tidak mematuhi ajaran-Nya, dengan tidak mengikuti Perayaan Ekaristi hari Minggu atau tidak terlibat dalam kegiatan Lingkungan dan paroki.Atau sebaliknya, kesibukan tugas pelayanan gerejani tidak dapat dijadikan kambing hitam bagi kealpaan kita  untuk mengurus tanggung jawab terhadapkeluarga,anak atau pekerjaan. Itulah makna sabda Yesus hari ini: Barangsiapa mengasihi  bapa, atau ibunya lebih daripada –Ku, ia tidak  layak bagi-Ku: dan barangsiapa mengasihi anaknya lakilaki atau perempuanb lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

Tuhan,mampukan aku untuk sanggup mengalahkan pertimbangan pikiran manusiawiku, dan lebih tunduk pada jalan pikiran-Mu, Amin.

Sumber : Ziarah Batin 2015

Credit Foto:Iman dan akal budi, renunganimankatholik.blogspot.com