UHAN selalu menginginkan yang terbaik untuk kita, bahkan setelah kita celaka karena kesalahan kita sendiri. Dia mau memulihkan keadaan kita dan keluarga kita. Namun, Tuhan tak pernah memaksakan keinginan-Nya pada kita. Ia akan hanya melakukannya kalau kita percaya kepada-Nya, karena Dia menghargai kebebasan kita. Percaya kepada Tuhan berarti “mengijinkan” Tuhan bertindak.
Sering kali ketidakpercayaan kitalah yang menghambat Tuhan untuk menyembuhkan dan menyelamatkan kita. Tidak percaya berarti “tidak mengijinkan” Tuhan bertindak. Manusia acapkali lebih mengandalkan kemampuannya sendiri. Ketika mengalami kesulitan dan penderitaan dalam hidup, manusia mudah merasa lelah, putus asa, kehilangan harapan. Di titik seperti itu, ia pun bisa memilih berbalik kepada Tuhan dan menyerah. Pada saat itu sebenarnya kita kehilangan iman, harapan, dan kasih kita kepada Tuhan. Tuhan sudah kita keluarkan dari kehidupan. Kita bahkan tak mau lagi mendengarkan orang lain, tak mau lagi ke gereja, tak mau lagi berdoa. Kita menutup seluruh pintu, termasuk bagi Tuhan.
Namun, percayalah, Tuhan seringkali berkarya pada titik-titik genting dalam hidup, ketika kita mau membuka diri. Ketika kita merasa berat untuk berdoa, berdoalah. Iman bukan soal perasaan, namun kehendak untuk percaya dan berdoa. Tidak soal apakah doa kita melibatkan perasaan, Tuhan tahu apa yang kita butuhkan.
Tuhan, jangan biarkan permasalahan atau perasaan apapun memudarkan imanku kepada-Mu. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit OBOR, Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.