Kis.16:11-15; Yoh 15:26,16:4a
DALAM amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:”Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku. Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”
Renungan
Sudah pasti bahwa ketika sebuah pewartaan dibuat, tanggapan yang datang pastilah beragam. Ada yang mungkin mendengar sambil mengantuk, ada yang mendengar sambil melamun dan mungkin saja ada yang tertidur saat mendengarkan pewartaan. Hari ini kita mendengarkan seorang perempuan si Lidia penjual kain ungu menanggapi pewartaan dengan luar biasa. Ia pasti mendengarkan sabda dengan serius, tidak mengantuk, tidak melamun apalagi sampai tertidur. Karena keseriusannya itu pewartaan yang didengarnya menggugah hatinya untuk mengundag datang ke rumahnya si Pewarta. Hari ini, bacaan ini meminta kita untuk mengecek kembali cara mendegar pewartaan yang ada pada diri kita. Semoga kita menjadi seperti si Lidia. Membawa kembali pewartaan yang setiap kali kita dengarkan ke rumah kita masing-masing, karena kita selalu mendengarkan dengan serius pewartaan tentang Sabda Tuhan.
Sebagai pewarta, Injil hari ini memberitahukan bahwa para rasul dipercayakan untuk bersaksi tentang Yesus. Oleh karena itu sudah seharusnya kita menaruh telinga kita kepada pewartaan para rasul dan para pegganti mereka. Selain itu, Injil juga berbicara tentang Roh Kebenaran yang dijanjijan Yesus memiliki tugas yang sama. Ia akan memberikan kesaksian tentang Yesus. Ini artinya bahwa kita diminta memberikan telinga kita kepada Roh yang telah dicurahkan dalam sejarah manusia ini dan secara khusus yang telah kita terima saat pembabtisan kita agar jalan kita selalu terarah kepada jalan yang benar.
Credit Foto:Menaggapi Sabda Allah, liturgikas.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.