ESUS mengajarkan kesediaan berbela rasa dan kepeduliaan bagi sesama sebagai pewujudnyataan iman. Beriman kepada Allah semestinya menyata dalam relasi, sikap, dan perbuatan untuk orang lain. Relasi kasih untuk sesama selalu menghidupkan dan menyelamatkan. Karenanya, wajah kasih dan kemanusiaan selalu ebrsifat universal tanpa pembedaan (bdk. Luk. 10: 36-37).
Adakalanya manusia mengesampingkan bahkan menolak panggilan untuk menghidupi dan bertindak dalam semangat kasih. Penolakan demikian lahir karena keengganan terlibat dalam tanggung jawab, adanya tindak kesombongan diri, dan sikap acuh tak acuh (bdk. Yun. 1:3). Panggilan kemuridan sejatinya menyata dalam kepedulian pada sesama dan kehidupan. Apa pun konsekuensinya, tindakan kasih dan berbela rasa merupakan tindakan utama sebagai seorang yang beriman kepada Allah yang adalah Kasih. Apakah kita sudah menghidupi semangat kasih dan kepeduliaan terhadap sesama yang membutuhkan?
Tuhan Sumber Kasih Sejati, berilah aku budi yang cerah dan hati yang penuh cinta. Semoga aku mampu menyatakan Kasih-Mu bagi sesama. Amin.
Renungan Harian ini diambil dari Buku “Ziarah Batin 2017”, Diterbitkan oleh Penerbit OBOR, Jakarta.
Kredit Foto : Relawan menolong korban yang tertimbun puing bangunan akibat gempa di Meksiko/Elshinta.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.