ANUSIA cenderung tertarik dan mengutamakan tampila luar. Setiap orang harus bersikap santun terhadap pembesar, pejabat, tinggi, atau mereka yang dianggap tokoh dalam masyarakat. Namun, hal yang luar biasa terjadi manakala orang dapat bersikap senada terhadap mereka yang berasal dari kalangan kecil, sederhana, atau masyarakat biasa.
Manusia cenderung mementingkan dan mengikuti pandangan, kebutuhan, aturan serta keinginan duniawi semata (bdk. 1Kor. 2:1). Manusia mudah terpesona oleh kata dan hikmat dunia yang seringkali membutakan mata. Manusia lebih senang berjalan dengan kekuatan dan kemampuan dirinya sendiri. Sikap semacam ini acapkali melahirkan kesombongan diri dengan mengesampingkan peranan dan kehadiran Allah dalam hidup. Lebih berbahaya lagi ketika manusia menolak kehadiran Allah dan Sabda-Nya dengan pelbagai dalih maupun argumen (bdk. Luk.4:24). Padahal karya cinta Allah telah menjadi nyata dan dialami melalui banyak cara dalam kehidupan sehari-hari. Sejauh mana kita telah terbuka terhadap karya Tuhan dalam hidup?
Tuhan Yesus, bukalah hatiku agar mampu menerima Sabda-Mu dan menghidupinya melalui tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepadaku. Amin.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.