NGKAU tidak sendirian!” Ungkapan tersebut sering dikemukakan untuk menguatkan dan meneguhkan seseorang dalam situasi hidup. Ada kekuatan seraya sebuah pengharapan yang dimaknai untuk meneruskan hidup dan perjalanan. Mengapa demikian? Keberanian dan keteguhan hidup itu muncul karena penyertaan serta pendampingan kasih banyak orang melalui berbagai cara: kehadiran, doa, semangat, motivasi, dsb.
Dalam hidup dan perjalanan kita di dunia inipun, Allah senantiasa mendampingi dan menuntun kita (Bdk.Kel. 23:20). Ia melindungi setiap kita dalam diri Malaikat Pelindung yang menuntun dan melindungi kita.Malaikat Pelindung inilah yang menjaga dan mengarahkan hidup kita agar selamat dan selalu berada pada jalan kehendak Allah. Pendampingan Allah melalui Malaikat Pelindung patut kita syukuri. Syukur dan pujian ini menyata dalam keterbukaan dan kerendahan hati serta penyerahan diri pada Allah. Kemauan membiarkan diri dituntun oleh Allah dan menyerahkan diri pada penyelenggaraan-Nya merupakan sikap keterbukaan dan kerendahan hatiakan penyelenggaraan Ilahi (Bdk. Mat. 18:10).
Adakah kita sudah terbuka dan menyerahkan diri kepada Allah dalam hidup sehari-hari? Sejauh manakah kita menyadari bahwa Malaikat Pelindung menuntun arah hidup kita?
Allah Bapa yang maha baik, terima kasih atas pendampingan-Mu dalam diri Malaikat Pelindungku. Bantulah aku agar semakin terbuka akan penyelenggaraan-Mu dalam hidup ini.
Sumber: Ziarah Batin 2017
Kredit: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.