Tit.2:1-8.11-14,Luk.17:7-10)
Pada umumnya dan secara alamiah, seseorang membentuk pandangan dan cara hidup dari apa yang dilihat dan didengar dari orang-orang di sekitarnya. Karena itu, hal keteladanan menjadi hal yang serius dalam proses belajar seseorang. Pandangan dan perilaku pendidik, orang tua dan pengasuh atau siapa saja yang lebih tua akan menjadi mudah diserap oleh anak-anak.
Sadar akan pentingnya keteladanan itu, Paulus mengingatkan Titus untuk mengajari para orang tua, ibu dan bapak untuk bersikap dan bertingkah laku yang baik dan pantas menjadi teladan bagi anak-anak dan orang muda. Orang tua hendaklah memperlihatkan hal-hal yang baik kepada anak-anak muda dan sebaliknya anak-anak muda perlu belajar meneladani apa yang baik. Para hamba hendaklah juga memperlihatkan ketaatan kepada tuannya dan, seperti ditegaskan Yesus juga, supaya mereka bersikap rendah hati yang sadar bahwa mereka melakukan semuanya itu karena itulah tugasnya.
Apa yang dapat menjamin proses pewarisan nilai-nilai kebaikan? Keyakinan, ketaatan, dan kesiapsediaan untuk melakukan hal yang baik adalah jaminannya. Kita membutuhkan kehadiran dan keteladanan dari orang-orang yang mau menjadi hamba kebaikan, yakni mereka yang mau taat dan siap melakukan kebaikan dan demi kebaikan itu sendiri.
Yesus, Guru yang baik dan hamba yang setia, ajarilah aku untuk sungguh-sungguh mengikuti cara hidup-Mu supaya semakin banyaklah saksi dan teladan kebaikan yang telah Engkau ajarkan kepadaku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.