AHUN lalu Paus Fransiskus menerbitkan ensiklik “Ämoris Latetitia”( Sukacita Cinta). Dalam ensiklik ini Paus mengundang keluarga-keluaga untuk menghadirkan kembali kesaksian akan sukacita cinta kepada dunia. BeliaU mengatakan bahwa keluarga bukanlah tempat pelarian atau pengungsian dari dunia, melainkan justru bergerak keluar dari rumah mereka dalam semagat solidaritas dengan orang lain. Pendeknya, keluarga diharapkan menjadi biji sesawi atau ragi yang kecil, tumbuh dan bergerak perlahan keluar, hingga akhirnya menjadi pohon tempat bersarang burung-burung atau membuat khamir seluruh adonan.
St. Paulus menunjukkan seperti apa atau bagaimana pasangan suami-istri dapat menjadi saksi sukacita xinta. Dasarnya adalah kasih, yang mendorong setiap pribadi untuk saling memiliki dan merawat. St. Paulus menunjukkan bahwa kasih suami-istri adalah pemberian dri timbal bali dari dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan.Ketaatan istri bukan penghambaan melainkan ungkapan cinta yang melahirkan komitmen untuk berbakti. Di sisi lain, suami mengungkapkan cinta dalam tanggung jawab yang totoal akan hidup istrinya. Ketika bakti berjumpa dengan tanggung jawab, terjadilah kesejahteraan, dan kesaksian akan kasih Tuhan.
Allah Bapa sumber cinta, anugerahkanlah cinta sejati kepada umat-Mu, terutama kepada keluarga-keluarga supaya dapat mengalami sukacita dalam mencintai satu sama lain. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.