Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian Katolik: Selasa, 29 Januari 2019, Mrk. 3:31-35

Renungan Harian Katolik: Selasa, 29 Januari 2019, Mrk. 3:31-35

Yesus di bait Allah/Ilustrasi (Ist)

KEMATIAN  merupakan suatu realitas penuh misteri yang terjadi dan tak terhindarkan dalam kehidupan manusia. Bagi beberapa orang, kematian dianggap sebagai suatu kejadian yang sangat mengerikan dan menjadi akhir dari segala-galanya. Dalam terang iman, kematian memiliki makna yang luhur dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari iman. Sebab, Yesus pun menanggung penderitan yang begitu hebat. Ia dipermalukan, dihina, disakiti supaya kita yang percaya kepada-Nya diselamatkan. Pengorbanan-Nya membebaskan manusia dari dosa, sehingga hubungan antara Allah dan manusia dipulihkan kembali. Karya penebusan manusia memperlihatkan pribadi Allah yang maha kasih terhadap umat ciptaan-Nya. Kasih-Nya yang besar itu dicurahkan hanya supaya kita selamat. Sebagai orang yang percaya, kita telah memiliki dasar yang kuat untuk menghadapi perjalanan kehidupan ini.

Tujuan kehadiran Yesus ke dunia semakin dipertegas dalam bacaan Injil hari ini. Sebagian besar orang masih berpikiran bahwa relasi yang mengikat Yesus dan orang-orang di sekitar-Nya adalah relasi jasmaniah atau hanya hubungan darah semata. Yesus mengangkat relasi-Nya ke level yang lebih universal, yang memungkinkan semua orang dapat terangkul. Yesus hendak mengatakan bahwa setiap orang adalah saudara-saudari-Nya, jika kita dapat melakukan kehendak Allah. Dengan kata lain, kalau kita melakukan kehendak Allah, kita semua bersaudara. Dalam surat Rasul Paulus dikatakan bahwa Kristus menjadi yang sulung di antara kita. Sehingga Kristus bukan hanya menjadi sahabat bagi kita, tetapi juga menjadi kakak sulung yang selalu menolong, menjaga, membela dan menyelamatkan kita.

Ya Allah, bantulah aku menemukan dan melakukan kehendak-Mu sehingga aku dapat hidup sebagai saudara bagi siapa pun dan beroleh hidup yang kekal. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia