EJANA tanah liat” (bdk. 2Kor.4:7) adalah gambaran yang sangat tepat bagi sosok manusia beriman, supaya senantiasa menyadari berbagai kelemahan yang masih melekat pada dirinya kendati sudah berjanji setia kepada Kristus. Kelemahan itu juga masih ada dalam diri Yakobus rasul yang kita rayakan pestanya hari ini. Ketika menanggapi permintaan ibu Yakobus soal posisi bagi anak-anaknya di Kerajaan Allah, Yesus mengingatkan, “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan baransiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu” (Mat. 20:26-27). Iman dan kesetiaan pada Kristus berati menempatkan diri di hadapan sesama sebagai pelayan. Artinya, seorang pengikut Kristus harus melepaskan ambisi pribadi dan kelekatan-kelekatan duniawi yang hanya akan menghalangi semangat kasih dalam pelayanan kepada sesama.
Ada yang mengatakan bahwa ambisi itu penting dalam perjuangan hidup di dunia. Tanpa ambisi, orang akan sulit bertahan dalam iklim yang mengutamakan presatasi. Akan tetapi, kita juga tahu bahw ambisi kita sering diarahkan pada kepentingan pribadi, sedangkan semangat Krisuts adalah pelayanan demi keselamatan banyak orang. Itu sebabnya, kita perlu berhati-hati dengan keinginan pribadi yang hendak kita paksakan dalam kebersamaan iman dengan orang lain.
Kristus Yesus, Tuhanku, Engkau memberikan diri-Mu sebagai sumber kekuatan bagiku dalam menjalani kehidupan, Semoga aku berani mengikuti teladan-Mu dan melayani orang lain, khsusunya ketika aku dipercaya untuk menjadi pemimpin. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2017
Kredit Foto: Bejana tanah liat/Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.