Ilustrasi: Seorang pengrajin sedang memahat batu, plus.google.com

Bacaan I: 1Tes.2:1-8

Bacaan Injil: Mat.23:23-26

MAT 23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Mat 23:24 Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.

Mat 23:25 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.

Mat 23:26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.

Renungan

Ada cukup banyak orang terlibat dalam pewartaan Injil. Namun, tak semuanya merasul dengan hati tulus, ada juga dengan pamrih demi keuntungan material. Sebab , ada yang berpikir, lebih mudah” menjual “ Sabda Tuhan daripada kerja fisik. Bahkan ada yang menyindir, kalau mau cepat kaya, jadilah penginjil di hotel-hotel.

Kita perlu belajar dari Rasul Paulus hari ini. Paulus mewartaakan Injil tanpa pamrih, tanpa minta imbalan  dan tanpa perlindungan. Ia bahkan mencukupi kebutuhannya sendiri dengan kerja tangan menjadi tukang kemah. Ia menghadapi banyak tantangan, kedsulitan, penderitaan dan penganiayaan, tapi ia tetap mewartakan Kristus. Kuasa Rohlah yang mendorongnya sanggup berbuat demikian.

Sebenarnya, jika kita merasul dengan pamrih, kita menutup “ pintu surga” Kerajaan Allah  tidak  berkembang. Cahaya Injil tidak bernyala. Waktulah yang akan membuktikan pewartaan kita itu berdasarkan kuasa Roh atau keuntungan pribadi. Bila demi keuntungan material, banyak aturan kita buat sendiri dengan mulut manis dan tipu daya. Lalu agama menjadi obyek kerja dan hidup umat pasti akan lesu. Tanpa kuasa dati atas, pelayanan kita bisa menjadi lading bisnis.  Dan itu bisa membuat kita hidup munafik seperti ahli Taurat dan orang Farisi. Tentu  kita tak mau hidup seperti  ini.

Ya Tuhan, sadarkanlah aku untuk melayani dengan tulus dan tidak menghitung- hitung untung rugi, Amin.

Sumber : Ziarah Batin 2015

Ilustrasi: Seorang pengrajin sedang memahat batu, plus.google.com