ENGAPA hidupku penuh dengan masalah dan tidak mengalami perubahan apa-apa, padahal aku melayani Tuhan bertahun-tahun? Pertanyaan tersebut bisa muncul dalam pikiran karena kita merasa sudah melakukan yang terbaik. Kita berpikir bahwa Tuhan menutup mata atau melupakan segala jerih lelah dalam pelayanan. Akhirnya dalam menjalankan kegiatan keagamaan pun kita melakukannya dengan terpaksa. Sebetulnya, anggapan bahwa Tuhan diam saja adalah keliru. Firman Tuhan justru menegaskan bahwa Ia akan memperhitungkan apa yang kita kerjakan untuk kemuliaan nama-Nya. Oleh karena itu, kita harus melakukan tugas ktia dengan penuh sukacita, dan bukan oleh suatu keterpaksaan. Abraham tetap menunjukkan kesungguhannya dan terus berpegang teguh pada pengharapan. Dia menantikan dengan sabar apa yang dijanjikan Tuhan kepadanya. Karena itu, bila saat ini janji Tuhan belum sepenuhnya dinyatakan dalam hidup kita, tetaplah bertekun.
Injil hari ini mengisahkan tentang para murid Yesus yang menarik gandum pada hari Sabat, sesuatu yang sebetulnya dilarang hukum Taurat. Namun, Yesus justru menegaskan nilai penting manusia di atas segala aturan. Aturan patut ditaati dan ditepati, jika berorientasi pada kebaikan manusia. Yesus menegur orang-orang Farisi, karena lebih berfokus pada larangan-larangan tetapi malah mengabaikan maksud Tuhan. Seharusnya, hari Sabat membawa sukacita keselamatan bagi orang banyak yang menjalankannya. Yesus mengatakan bahwa Anak Mausia adalah Tuhan atas hari Sabat.
Ya Allah, semoga Engkau berkenan memampukanku untuk melakukan tugas pelayanan dengan penuh kesabaran dan sukacita. Amin.
Sumber; Ziarah Batin.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.