idak mudah mengirim dan menugaskan orang ke tempat yang sulit dan tidak menguntungkan. Di zaman metarialistik seperti ini, orang akan berpikir, “apa yang akan saya dapatkan di tempat sunyi, miskin dan problematik seperti itu?” Hanya orang yang benar-benar dedaktif dan mau berkorban yang siap untuk tugas berat dan menantang seperti itu.

Gideon dilanda keraguan dan ketakutan ketika dipanggil untuk menjadi hakim di tengah bangsa Israel. Ia mengalami kesulitan hidup sebagai bangsa di bawah cengkeraman orang Midian. Ia menyadari siapa dirinya dan ia mengenal watak bangsanya, Di tengah situasi seperti itu ia merasa tidak mampu melaksanakan tugas itu. Kecemasan menguasai dirinya. Hal yang sama juga diperlihatkan oleh para murid. Mereka bertanya, “Kami telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau, jadi apa yang akan kami peroleh?” (Mat. 19:27). Sepertinya mereka juga mencemaskan keadaan mereka nanti sebagai orang yang mengikuti Yesus. Gideon menerima panggilan Allah setelah yakin akan penyertaan Allah, dan Yesus menjamin bahwa mereka yangmenigkuti Dia akan memperoleh seratus kali lipat dari apa yang mereka tinggalkan. Maria, menjadi Ratu, mendapatkan pahala tertinggi dari kesediaannya mengikuti kehendak Allah.

Ya Allah, berilah aku keberanian dan kerelaan untuk menjalanakan perutusan-Mu apa pun keadaannya. Amin.

 

Sumber: Ziarah Batin 2017

Kredit Foto: Santa Perawan Maria, Ratu