Entah kenapa saya selalu suka akan bacaan Injil hari ini. Cerita tentang Zakheus bukan saja menjadi bahan menarik untuk di ceritakan bagi anak-anak sekolah Minggu karena memberi banyak inspirasi gerak dan lagu tetapi juga penuh inspirasi dalam merenungkan hidup sehari-hari.
Ia melihat ke atas dan berkata, “Zakheus, segeralah turun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu.” Saya suka sekali kalimat ini. Dalam Injil, tidak semua peristiwa penting Yesus melihat ke atas. Yesus hanya menengadah ke langit ketika akan menggandakan roti, bahkan ketika di kayu salib tidak dikatakan Yesus menengadah ke langit. Artinya manusia itu sungguh berharga di mata Yesus! Yesus melihat keatas, bagi saya ini mengartikan, betapa Yesus sangat mencintai manusia. Yesus menghargai manusia sebagai pribadi yang bebas. Yesus selalu tergila-gila pada manusia (kalimat ini selalu saya ingat dari ungkapan pak Stefans Leks). Manusia bisa hidup tanpa Yesus, manusia bisa tidak peduli pada Yesus tetapi Yesus tidak bisa hidup tanpa manusia, Yesus selalu peduli pada manusia, secara khusus mereka yang jauh dariNya, Yesus akan mencari manusia tanpa lelah dan ketika manusia membuka diri, maka Yesus akan menyapa manusia secara personal seperti pengalaman Zakheus hari ini.
Ketika Yesus memanggil nama Zakheus, bagi saya itu personal sekali dan rasanya hangat jika membayangkan Yesus memanggil saya dengan nama saya. Dikenal secara personal membuat saya aman dan damai. Siapa yang tidak bahagia jika namanya dikenal dan di panggil oleh pejabat atau orang terkenal, apalagi oleh Yesus? Ketika manusia mampu melihat tatapan kasih Yesus, membiarkan Yesus masuk dalam relung hatinya, maka yang timbul adalah relasi personal yang intim. Kesatuan dengan Yesus akan membawa keselamatan kekal.
Permasalahannya adalah, manusia seringkali memandang diri dan sesamanya rendah, seperti sebutan yang di berikan kepada Zakheus “Pendek”. Selama manusia belum mampu memandang dirinya berharga, manusia itu sendiri akan menjadi pendek dalam iman, pendek dalam kasih, pendek dalam pengampunan dan pendek dalam banyak hal yang pada akhirnya menjauhkannya dari kasih Allah. Hal inilah yang membuat manusia sering terseret oleh arus dunia dan tak sanggup bertahan dalam pelbagai cobaan dan penderitaan.
Seperti Zakheus, yang berusaha melihat Yesus, kitapun diajak untuk berusaha mencari dan melihat Yesus dalam setiap peristiwa suka dan duka yang kita alami. Berani dan bertanggung jawab terhadap segala konsekwensi yang kita perbuat seperti Zakheus yang memberikan separuh dari miliknya kepada orang miskin dan akan mengembalikan empat kali jika seandainya ada yang di peras olehnya. Kasih yang kita terima dari Yesus akan memampukan kita menjadi orang-orang yang bersyukur dan menghadirkan kasih Allah di manapun kita berada.
Seberapa dalam kita memahami pandangan kasih Allah dan melihatnya dalam tatapan dan kebutuhan sesama dan alam semesta?
Tuhan, mampukan aku memandangMu dalam sesamaku dengan kasih dan pengampunan.
Kredit Foto: https://www.google.co.id/url
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.