Bacaan I: Tob. 2:9-14, Injil: Mrk. 12:13-17
MRK 12:13 Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan.
Mrk 12:14 Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?”
Mrk 12:15 Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!”
Mrk 12:16 Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.”
Mrk 12:17 Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” Mereka sangat heran mendengar Dia.
Renungan
Dengan niat untuk menjatuhkan Yesus, orang-orang Farisi dan orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus entah diperbolehkan membayar pajak kepada kaisar atau tidak. Apabila Yesus menjawab “Ya”, maka Dia akan kehilangan popularitas di kalangan masyarakat bawah yang sangat terbebani oleh masalah pajak dengan segal ketidakadilannya. Tetapi, kalau Yesus menjawab “Tidak Boleh”, mereka dapat menuduh-Nya sebagai Pemberontak dan melaporkan-Nya kepada Pemerintah Romawi. Apa pun jawaban-Nya, Yesus pasti terpojok. Ternyata jawaban Yesus di luar dugaan: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah.”
Dengan jawaban itu, Yesus mau menegaskan bahwa kita mesti menempatkan segala sesuatu sesuai dengan prosinya. Apa yang menjadi hak Allah harus dikembalikan kepada Allah dan apa yang menjadi hak Negara harus dikembalikan kepada Negara. Tidak ada pertentangan diantara keduanya. Keanggotaan kita dalam agama tertentu tidak menjadi halangan untuk menjadi warga Negara yang baik. Sebaliknya, tidak dibenarkan juga bahwa karena melakukan tugas-tugas Negara, kita mengabaikan kewajiban kita sebagai umat Allah. Injil hari ini mengajak kita untuk menempatkan segala sesuatu pada porsinya. Negara masuk ke dalam ranah public sedangkan agama masuk ke dalam ranah pribadi.
Tuhan, bantulah aku untuk seimbang dalam hidup, memperhatikan yang satu, tetapi tidak mengabaikan yang lain. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2015
Credit Photo: Kaum Farisi dan Herodian,ridhwanibnuluqman.wordpress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.