KHIR-akhir ini, paham kebhinekaan menjadi sorotan tajam sekaligus menjadi keprihatian negara di tengah maraknya kelompok, ideologi, dan gerakan-gerakan tertentu yang secara implisit merong-rong kebhinekaan yang ada. Masih ada segelintir orang yang gagal paham dengan prinsip kesatuan dalam keberagaman, sehingga tidak tidak mampu memahami arti perbedaan.
Persekutuan orang beriman, didasari oleh Kristus. Di dalamnya terdapat banyak anggota dengan segala keberagamannya. Setiap orang diberi tugas dan tanggung jawab serta keutamaan yang berbeda-beda, tetapi berada dan menyati dalam persekutuan yang sama. Dasar kesatuan itu adalah Yesus. Karena itu pula oleh rahmat pembaptisan yang sama setiap orang diberi tempat dari satu Roh (bdk. 1Kor. 12-12-13).
Bagi Rasul Paulus, kesatuan orang beriman dalam keberagaman hidup, tugas dan tanggung jawabnya dilukiskan dengan analogi tubuh (bdk. 1Kor. 12:4). Tubuh yang satu terdiri dari banyak bagian, memiliki fungsi dan tugas berbeda. Namun, anggota yang berbeda itu secara substansial tidak terpisah satu sama lain. Keragaman dalam hidup menggereja dan hidup bersama pun merupakan anugerah dan kekayaan yang dapa menghidupkan satu sama lain. Seperti halnya Yesus yang memiliki belas kasih dan kepedulian terhadap sesama (bdk. Luk. 7:13), kita pun diajak untuk memberi dan membangun satu sama lain sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada kita.
Ya Tuhan, ajarilah aku untuk senantiasa bersyukur atas karunia yang Engkau berikan untukku. Mampukan aku agar dapat membagikan karunia itu dengan sesama. Amin.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.