ANUSIA memerlukan tatanan atau norma-norma. Hidup manusia akan aman dan damai karena pelaksanaan norma-norma. Relasi yang serasi dengan alam, sesama, bahkan dengan Tuhan sekalipun dapat diciptakan lantaran penghayatan nilai-nilai.Akan tetapi, haruskah manusia mengabdi pada aturan?
Memang ada kalanya manusia harus menaati aturan, lebih-lebih ketika aturan itu terkait keselamatan badan/jiwa.Orang tidak bisa tawar-menawar dalam pelaksanaannnya alias wajib.Namun, ada kalanya manusia juga perlu fleksibel dalam pelaksanaan aturan asal tujuan baik dan benar tidak diabaikan.Kisah-kisah penyembuhan oleh Yesus di hari Sabat adalah contoh-contohnya. Larangan berkarya di hari Sabat dihayati secara fleksibel oleh Yesus.
Yesus adalah contoh ideal bagaimana kita harus menghayati norma/aturan.Yesus menyadari bahwa adanya peraturan adalah keniscayaan bagi kedamaian.
Namun, aturan-aturan dibuat untuk manusia dan bukan manusia untuk aturan.Yesus telah menempatkan manusia di atas segala-galanya.Maka, aturan harus mengabdi pada nilai-nilai kemanusiaan dan bukan menjerumuskannya.
Kita pun dikitari dengan aneka norma/aturan.Sudahkah kita merasakan kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan karenanya?Masih harus diperjuangkan, bukan?Mari kita tegakkan supremasi hukum tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. Kita jadikan Yesus sebagai jiwa dan semangat kita menghayati nilai-nilai.
Ya Bapa, ajarilah aku untuk selalu menaati segala titah-Mu agar aku menikmati kedamaian bersama-Mu.Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.