Zef. 3:1-2.9-13, Mat. 21:28-32
Mat 21:28 Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur.
Mat 21:29 Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi.
Mat 21:30 Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.
Mat 21:31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka: “Yang terakhir.” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Mat 21:32 Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya.”
Renungan
“Kesan pertama begitu menggoda, seterusnya terserah anda.” Itulah bunyi salah satu iklan yang terkenal di televisi. Kesan pertama didapatkan pada saat perjumpaan. Kesan itu diperoleh dari penampilan, sikap, tata gerak, dan tutur kata.
Kalau kita secara sepintas mengomentari Injil hari ini; kita akan terkesan dengan tutur kata anak pertama. Tutur katanya manis didengar. Manis karena terdengar sopan dan manis karena seusai dengan harapan yang memohon. Sebaliknya sebagai anak kedua, jelas dan tegas ia berkata: “ Aku tidak mau.” Suatu penolakan yang kasar karena tidak memberikan penjelasan dan permohonan maaf. Namun, rupanya kesan yang manis tidak selalu berakhir manis.
Anak yang kedua kemudian menyesal, ia pergi dan bekerja di kebun anggur. Jadi, kebenaran tentang seseorang tidak dapat disimpulkan dari kesan pertama. Ada sebuah proses yang panjang untuk membuat orang bisa memperlihatkan kepribadian yang sesungguhnya. Proses dimana orang belajar bertahan dalam konsistensi kebaikan. “Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada nama Tuhan.”
Tuhan, bantulah aku untuk selalu bertahan dalam kebaikan. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2014
Keterangan foto : Yesus sedang berbicara dengan para pemungut cukai, ilustrasi dari: proveritas.files.wordpress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.