Kis 4: 32-37;
Injil Yoh 3: 7-15
Kerelaan Berbagi
Dalam dunia sekarang ini segalanya diukur dengan uang. Perhitungan untung rugi materi sering mewarnai hidup bersama. Perhitungan untung rugi juga menjadi alasan dan ukuran dalam membangun relasi dengan sesama. Saya bersahabat dengan dia agar dia dapat memberikan sesuatu kepada saya. Saya menjaga relasi saya dengan baik agar saya tetap mendapatkan sesuatu dari dia. Saya memberi agar saya mendapat sesuatu juga dari dia dan kalau bisa saya mendapat lebih banyak. Akibatnya hidup bersama bisa sewaktu-waktu berakhir ketika tidak lagi memberi keuntungan, khususnya keuntungan materi. Kondisi ini pun seringkali terjadi dalam Gereja. Ada orang yang hanya mau berkumpul dan ikut kegiatan gereja dengan orang-orang yang dia sukai dan bisa memberikan keuntungan. Akibatnya terjadi kelompok-kelompok umat yang sering kali saling tidak cocok. Kelompok-kelompok ini seringkali sangat sulit berkumpul dalam kebersamaan sebagai satu jemaat.
Jemaat Kristen pertama, jemaat yang dibangun langsung oleh para Rasul, hidup sehati dan sejiwa sehingga mereka disukai oleh semua orang. “Dengan kuasa besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah”. Cara hidup mereka yang rela berbagi membuat mereka hidup sehati sejiwa dan memperoleh kasih karunia yang berlimpah-limpah. Tidak ada di antara mereka hidup serba berkekurangan. Setiap orang yang mempunyai rela membagikan apa yang dia punyai untuk orang lain. Apa yang ada dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
Betapa indah hidup bersama jemaat perdana. Masih adakah jemaat semacam ini dalam Gereja dewasa ini? Bagaimana cara hidup kita dalam Komunitas Basis, Rukun, Lingkungan, Wilayah, Rukun, Stasi dan lebih luas dalam Paroki? Bagaimana cara hidup kita dalam kelompok-kelompok kategorial: Sekami, Remaja, OMK, WKRI, KIK serta kelompok-kelompok kategorial lainnya? Jemaat Perdana hidup sehati sejiwa dalam kerelaan berbagi sehingga mereka disukai oleh semua orang. Apakah kelompok kita juga disukai semua orang?
Credit Foto: Kerelaan Berbagi, article.wn.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.