IDUP dalam prinsip yang keliru berdampak pada sulitnya seseorang menerima pendapat bahkan usul saran dari sesama. Apabila jika prinsip itu dipegang dengan kukuh. Semua pandangan yang berbeda akan ditentang. Satu-satunya yang benar adalah yang diyakini. Dalam Injil hari ini, Nikodemus ditonjolkan sebagai pribadi yang keliru memahami apa yang dikatakan Yesus. Ia sulit menerima pengajaran Yesus, sebab ia teguh berpegang pada prinsip keyahudiannya. Ia tak menerima gagasan yang ditawarkan Yesus perihal kelahiran baru.
Yesus menuntut keterbukaan hati Nikodemus. Hanya dengan hati yang terbuka, pengajaran yang disampaikan oleh Yesus dapat dipahami.
Nikodemus perlu menanggalkan prinsip-prinsip keyahudiannya untuk menerima dan memahami apa yang dimaksudkan Yesus dengan kelahiran baru. Keterbukaan hati membuat sapaan dan pengajaran Yesus mudah diresapi. Keterbukaan hati juga membuat kita bisa menerima orang lain dan pendapatnya. Dan keterbukaan hati memampukan kita untuk membarui diri sehingga kita tidak mudah salah paham. Sebab, kita dapat menerima hal-hal baik dari orang lain, bahkan dari mereka yang ditolak dilingkungan masyarakat.
Tuhan Yesus, betapa besar kasih-Mu kepadaku. Semoga aku mampu menanggapi kebesaran kasih-Mu itu dengan setia menjalani apa yang menjadi kehendak-Mu. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.