ertumbuhan dan perkembangan benih-benih Kerajaan Allah bukanlah tanpa kesulitan dan tantangan. Hal ini tergambar dalam pengalaman hidup Jemaat perdana. Mereka ditindas dan dianiaya dengan hebat karena iman akan Kristus. Namun, itu bukanlah situasi yang benar-benar suram, sebab justru dalam pengalaman demikian, mereka bahkan menjadi semakin militan bersaksi tentang Yesus kepada bangsa-bangsa lain. Semuanya itu tentu tidak terlepas dari kesetiaan iman pada Allah yang selalu menolong dan memberikan kekuatan. Yesus dalam karya misi-Nya juga mengalami hal yang sama, ketika berhadapan dengan kedegilan hati orang-orang Yahudi yang tidak mau menerima dan percaya kepada-Nya. “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tantang Aku, tetapi kamu tidak percaya.” (Yoh.10:25). Namun, ketertutupan hati tidaklah lebih kuat dari cinta Bapa yang mau menyelamatkan.
Beriman, tentu bukan sekedar percaya melainkan dituntut suatu kesaksian hidup yang teguh dan otentik, terutama dalam mempertanggungjawabkan iman itu. Justru di sinilah ketegangannya. Bahwasannya orang sering kali mengaku diri percaya kepada Yesus, tetapi pada saat yang sama enggan, atau barangkali tidak berani menerima risiko. Akhirnya, kesaksian iman itu bertumbuh suam-suam kuku, tidak bertahan, layu, dan mati sebelum waktunya. Untuk itu, kita perlu belajar dari ketekunan dan kesetiaan para murid perdana pada penyelenggaraan illahi. Sebab dunia yang sedemikian jauh dikuasai kegelapan saat ini sangat membutuhkan kesaksian yang tegas dan berani dari kita orang-orang beriman.
Tuhan Yesus, anugerahkanlah daya ilahi-Mu agar aku memiliki keberanian sehingga sanggup memuji dan memuliakan Dikau dengan kata-kata, dan menjalankannya dalam tindakan nyata secara meyakinkan tanpa rasa takut dan gentar. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2017
Kredit Foto: Jutaan orang muda Katolik dari berbagai negara di dunia berkumpul di Polandia 2016 lalu untuk merayakan sukacita iman mereka pada Yesus/Kompasiana
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.