“Aku tahu siapa Engkau: yang Kudus dari Allah” (Luk. 4:34b). Penggalan perikop Injil Lukas ini menarik, bukan sekadar makna pengakuannya, melainkan keluar dari seorang yang sedang kerasukan setan. Penyataan tentang diri Yesus Yang Kudus dari Allah sebagai penegasan atas ajaran-Nya yang menakjubkan, tindakan dan perbuatan yang menghidupkan dan penuh kuasa. Identitas diri Yesus dinyatakan bukan saja dari ajaran-Nya melainkan dipertegas dengan kuasa-Nya mengusir kekuatan jahat dalam diri orang yang kerasukan setan. Yesus memiliki wibawa dan kekuasaan melebihi segala kekuatan duniawi (bdk. Luk. 4:36). Identitas dan wibawa Yesus inilah yang menguatkan iman dan memberanikan kita untuk memberi kesaksian dalam perbuatan.
Warta kesaksian tentang Yesus dapat ditunjukkan dalam tugas dan tanggung jawab yang nyata. Hidup dalam iman berarti kita dihidupi oleh hikmat dan Roh Allah sendiri. Hidup dalam Roh Allah menyata dalam kata-kata yang penuh pengharapan, kegembiraaan dan sukacita serta memberi kehidupan dan kekuatan bagi banyak orang. Semua itu bersumber dari dan dalam hikmat Allah sendiri (bdk. 1 Kor.2:12). Sudahkah kita sungguh beriman dan berusaha mengenal Yesus secara personal? Apakah iman yang kita ucapkan sungguh mendasari hidup kita?
Tuhan, semoga aku dapat menjadi bait tempat kediaman-Mu sehingga hidupku sungguh menyatakan kuasa Roh-Mu yang menghidupkan. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.