NDAI saja semua orang sadar bahwa damai itu indah, tentulah tidak akan terjadi perselisihan, peperangan, serta berbagai tindakan yang merusak dan menghancurkan sesama. Persoalannya sering kali didasari oleh berbagai klaim kebenaran ideology, cara pandang dan sikap ekstrem yang menganggap orang lain keliru dan sesat. Agaknya dibutuhkan keterbukaan yang tulus serta sikap menghargai satu sama lain dalam cara dan sikap hidup sehari-hari demi kebahagiaan bersama.
Sesungguhnya keselamatan Allah itu bersifat universal. Belas kasih dan keselamatan Allah tertuju bagi dan untuk semua bangsa. Ia tidak membeda-bedakan waktu, tempat maupun penerima keselamatan tersebut. Belas kasih-Nya mematahkan belenggu perbedaan, keterasingan dan kesombongan manusiawi. Namun, sering kali manusia menolak keselamatan Allah dan memenjarakan universalitas keselamatan Allah dalam ideologi ataupun kesombongan intelektual dan strata social yang ada (bdk.Luk.9:53-54). Bila keselamatan Allah terbuka dan diberikan kepada setiap orang, bukankah kita hendaknya bergegas mencari keselamatan Allah dalam hidup? Sejauh mana kita telah menghidupi belas kasih Allah dalam sikap hidup bersama orang lain di sekitar kita?
Allah Bapa yang Mahakasih, mampukanlah aku untuk menghidupi belas kasih dan keselamatan-Mu serta membahagiakannya kepada sesama di sekitarku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2017
Kredit: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.