Paus Fransiskus merayakan ekaristi/Ilustrasi (Ist)

AHABAT  terkasih, tidak ada Gereja tanpa kebersamaan.  Sebab pengalaman akan Ilahi hanya bisa ditemui dalam kebersamaan. Sebaliknya, dalam keterpisahan, pengalaman akan Allah tercipta justru dari, perkiraan dan asumsi pribadi yang lebih sering menyesatkan. Itulah mengapa Gereja selalu menghendaki terjalinnya sebuah persekutuan iman. Karena  hanya di dalam kebers amaan itulah kita dapat melihat Tiuhan.

Thomas tidak melihat Tuhan ketika dia terpisah dari kelompok murid. Dalam keterpisahaanya, Thomas memiliki kriteria tersendiri untuk meyakinkan diri. Dia berkata, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan  sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalarn lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” Jika Thomas bertahan pada pertimbangannya sendiri, selamanya ia tidak akan melihat Tuhan. Namun, ketika ia berada bersama para murid yang lain, barulah Thomas mampu melihat Tuhan.

Pengalaman Thomas pun menjadi pembelaiaran untuk kita. Orang-orang Kristen yang  mulai menjauhkan diri dari kebersamaan iman,akan sulit melihat Tuhan yang bangkit. Ekaristi sebagai pengalaman untuk melihat Tuhan, hanya bisa terjadi dalam kebersamaan. Demikian pula dalam kehidupan berkeluarga. Banyak keluarga yang tidak mampu melihat dan mengalami Tuhan, karena setiap individu di dalamnya berjalan sendiri.  Semoga kita memperbarui komitmen untuk hidup dalam kebersamaan. Sebab kunci untuk melihat Tuhan , adalah hadir dalam kebers arnaan.

Ya Allah, mampukanlah aku untuk mencintai kebersamaan dan menjauhkan setiap keinginon diri yang berlebihan, sebab dalam kebersamaan itulah aku dapal melihat Engkau. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2018