ENGAPA ke Gereja? Banyak orang menjawab demikian; “Jika tidak ke gereja rasanya ada yang kurang, tidak ada rasa damai. Walau rumah jauh, ke gereja tidaklah rugi. Pulang gereja rasanya plong.” Dalam Misa, sesudah Bapa Kami dan sebelum Komuni kita selalu mengucapkan doa damai. “Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu,” sabda Yesus (Yoh. 14:27).
Damai selalu didambakan setiap orang. Banyak cara untuk memperolehnya. Salah satunya dengan berlibur. Namun, rasa damai tak selalu menetap dalam hati selepas liburan. Perasaan-perasaan lama seperti egois, kuatir dan rasa sedih mulai nampak kembali. Namun, Tuhan Yesus tahu bahwa kita merindukan kedamaian dalam hidup. Maka, Ia menawarkan damai itu.
Rasa damai mengalahkan segalanya, termasuk penderitaan.
Paulus berkeliling mewartakan Injil. Ia dilempari batu dan diseret ke luar kota Listra hingga nyaris mati. Namun, dia tidak memusuhi para penganiaya. Kasih Yesus ada dalam dirinya, dan ini membuatnya damai. Umat di Asia Kecil yang masih muda dibimbingnya terus agar teguh beriman seklaipun banyak rintangan. Buahnya, pintu iman dibuka Tuhan bagi bangsa-bangsa lain. Kita pun bisa berbuat yang sama: damai di hati takkan membuat kita membenci orang lain, malah membuat orang lain kagum akan iman kita.
Tuhan Yesus, berilah aku damai sejati, sehingga aku dapat menjadi pembawa damai-Mu kepada orang lain. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.