ESUS mengajarkan kita mencintai. Walau demikian, tidak ada jaminan jika kita mencintai, kita pun pasti akan dicintai, Bisa jadi seperti kata pepatah “air susu dibalas air tuba.” Ada kalanya terjadi cinta tulus dibalas kebencian, cacian, dan hinaan. Namun, hal itu tidak boleh menyurutkan semangat kita. Jika kita hanya mencintai orang-orang yang mencintai kita, bukankah hal itu dilakukan juga oleh orang-orang lain yang tidak mengenal Allah? Di manakah lebihnya menjadi murid Yesus? (bdk. Mat. 5:43-48).
Yesus ingin kita tidak sama dengan dunia, yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Kita hidup di dunia, tetapi tidak berasal dari dunia ini (bfk. Yoh. 15:19). Kita berada di dunia ini, tetapi tidak menjadi milik dunia. Kita tidak berada di bawah atau di atas dunia, tetapi kita menghadapi dunia ini. Kita mau mengubah dunia ini, karena Yesus telah menebus dan menganugerahkan kita hidup baru.
Hidup baru membuat kita mencintai seperti Yesus yang telah wafat dan bangkit. Ajaran Yesus masih dinantikan oleh banyak orang di berbagai daerah. Paulus berkeliling merasul dan mewartakan cinta Kristus. Lewat Makedonia, Paulus merasul sampai ke Eropa. Cinta tanpa pamrih dan kerasulannya membuat banyak bangsa mengenal Kristus, termasuk kita. Kini cinta dan kerasulan kita pun dinantikan banyak orang.
Tuhan Yesus, bebaskanlah aku dari kesempitan cinta diri, agar aku dapat merasul membangun dunia baru dan banyak orang menikmati damai sejati. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.