Bacaan I: Sir. 51:12-20, Injil: Mrk. 11:27-33
MRK 11:27 Lalu Yesus dan murid-murid-Nya tiba pula di Yerusalem. Ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua,
Mrk 11:28 dan bertanya kepada-Nya: “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?”
Mrk 11:29 Jawab Yesus kepada mereka: “Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.
Mrk 11:30 Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!”
Mrk 11:31 Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: “Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya?
Mrk 11:32 Tetapi, masakan kita katakan: Dari manusia!” Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi.
Mrk 11:33 Lalu mereka menjawab Yesus: “Kami tidak tahu.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”
Renungan
Bait Allah adalah ‘rumah doa bagi segala bangsa’ (Yes.56:7). Semua orang boleh datang ke sana untuk menyembah Allah. Demi menjaga kesuciannya, Sanhedrin menempatkan petugas yang mengatur tiap orang sesuai dengan hukum dan peraturan agama Yahudi. Tetapi orang yang datang ke situ tidak bisa memakai tempat itu untuk berdoa karena dipenuhi dengan aneka aktivitas perdagangan. Yesus, didorong oeh rasa cinta-Nya, ‘menyucikan’ Bait Allah. Tindakan-Nya ini mendapat pertanyaan besar tentang asal-usul kuasa-Nya, sebab Ia bukan petugas Bait Allah; tidak mendapatkan kuasa dari San hedrin.
Banyak orang tidak meragukan sumber otoritas Yesus, sebab mereka mengakuinya sebagai Allah (bdk. Luk.1:68) yang bertindak dan mengajar dengan penuh kuasa (bdk. Mrk. 1:22). Namun, kita bisa saja menolak untuk melihat keberadaan dan aktivitas Allah dalam situasi tertentu yang tidak ingin kita alami, atau dalam diri orang tertentu yang tidak kita sukai. Tapi Allah dapat memakai mereka untuk berkomunikasi dengan kita. Dalam situasi itu, yang paling tepat adalah bukan menilai sarananya, tetapi pesan kebaikan dan keselamatan yang ditujukkan bagi kita.
Tuhan Yesus Kristus, bantulah aku untuk mencari, melihat dan menanggapi kehadiran-Mu dalam setiap pengalaman hidup harian, melalui sesame di sekitarku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2015
Credit Photo: Dengan kuasa apakah Ia bertindak mengusir para pedagang di Bait Allah, www.devoir-de-philosophie.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.