IDUP manusia itu ibarat sebuah kapal di tengah samudera. Untuk mencapai haluan, kadang harus ombang-ambing diterpa ombak dan angin kencang, kadang pula dilanda kegelapan dan kebuntuan tujuan. Dalam kondisi ini ketangguhan bahtera, kemahiran nahkoda, dan kesiapan mental para penumpang sangat dibutuhkan.
Raja Daud dipilih Allah menjadi nahkoda untuk membawa bahtera keluarga Israel mencapai keselamatan. Ternyata sang nahkoda justru mabuk asmara lalu berbuat dosa dengan menista Tuhan. Jika dosa ini dibiarkan, keselamatan Israel sukar dicapai. Untunglah ada ‘penumpang” bernama Natan.
Berkat teguran Natan, Daud menyesal dan berbalik lagi kepada Tuhan. Dengan demikian, bangsa Israel kembali menuju tujuan yang semestinya yaitu keselamatan.
Para murid Yesus juga hampir-hampir tidak mencapai tujuan hidupnya. Kapal yang mereka tumpangi digoncang angin ribut. Besarnya goncangan membuat mereka panik, takut, dan tak lagi memikirkan soal tujuan kecuali menghadapi badai. Namun, kehadirann Yesus yang penuh kuasa atas segala ciptaan akhirnya meredakan angin ribut itu dan menenangkan keadaan laut.
Sering kali kita kehilangan arah dan tujuan hidup. Kita menyerah lelah dan merasa putus asa oleh satu cobaan dan badai. Namun, keyakinan yang teguh akan kuasa Tuhan acapkali meneguhkan dan membantu kita untuk melanjutkan perjalanan dengan penuh harapan. Semoga kita tak lekas letih untuk melibatkan Tuhan dalam perjalanan kehidupan ini.
Ya Bapa, hadirlah senantiasa di tengah-tengah kami karena berkat kehadiran-Mu kami tenang dan selamat sampai tujuan. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.