1 Yoh. 1:1-4, Yoh. 20:2-8
Yoh 20:2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.”
Yoh 20:3 Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur.
Yoh 20:4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.
Yoh 20:5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.
Yoh 20:6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah,
Yoh 20:7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.
Yoh 20:8 Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.
Renungan
Dalam pelayanan gereja, setiap orang mendapatkan karunia yang berbeda-beda. Ada yang bernubuat atau menafsirkan nubuat. Ada yang mampu mendoakan orang atau mengusir kuasa-kuasa kegelapan. Namun, kalau setiap orang merasa bahwa karunia mereka adalah yang paling berguna bagi orang lain maka akan mudah terjadi perpecahan. Jadi, rupanya kesatuan tidak semata dibangun oleh karunia-karunia yang megah, tapi juga dibangun oleh keutamaan manusiawi.
Hari ini, Rasul Yohanes sebagai murid yang sangat dicintai oleh Yesus mampu berlari lebih cepat ke kubur. Namun, ia hanya menjenguk ke dalam, tidak berani masuk. Yohanes sadar bahwa pimpinan para rasul adalah Petrus. Ia menghargai hirarki dan kewenangan. Walaupun ia mempunyai karunia kedekatan dengan Yesus namun keutamaan manusiawinya tetap melembutkan pribadinya. Bagi Yohanes yang paling penting adalah kesatuan dan persekutuan; manusia dengan Allah serta sesama.
Ya Yesus, Engkau sungguh taat pada kehendak Bapa. Ketaatan dan kesetiaan-Mu itulah yang membawakan keselamatan bagiku. Tundukanlah hidupku pada rancangan kasih Ilahi-Mu. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2014
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.