“BARANGSIAPA meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (Mat. 23:12) Yesus memberi kita pesan religius yang paling sederhana, namun yang paling mendalam yakni, perihal kerendahan hati. Memegahkan diri untuk kehormatan, perhatian, dan demi pujian, tak punya makna apa-apa. Setiap kali kita memegahkan diri sebagai yang paling baik dari antara orang lain, kita benar-benar hanya memperoleh ketidakpercayaan, kurangnya rasa hormat, dan sering ditertawakan.
“Rahasia” untuk ditinggikan adalah dengan merendahkan Diri. Dan, hal itu tidak perlu dibuat-buat atau seperti sebuah settingan belaka. Kata “rendah hati,” berasal dari bahasa Latin, yakni humulis = rendah – dari humus = bumi. Menjadi “siapa kita yang sejati” di hadapan Tuhan dan sesama, pertama-tama dengan berusaha untuk menjadi diri sendiri dan rendah hati.
Yesus tahu bahwa penghiburan yang jujur dengan diri sendiri membuka jalan bagi rahmat yang kuat. Penilaian diri yang sejati akan selalu membawa saya pada wawasan yang mendalam: “Saya miskin, ada kekosongan spiritual, kelaparan, menyadari banyak dosa kelalaian di hati saya.”Di sanalah, di tempat yang sederhana itu, saya akan selalu menemukan berkat yang Yesus berikan kepada “orang yang miskin dalam roh.”
Tuhan Yesus, Engkaulah Tuhan, Guru dan saudaraku. Semoga dengan bimbingan Mu, aku semakin rendah hati dan murah hati seperti Engkau. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.