MUMPUNG MASIH ADA WAKTU
(Rom 8:1-11; Luk 13:1-9)
Sdr….Tatkala seseorang alami derita dan kemalangan dalam hidupnya, orang biasanya langsung berpikir tentang penyebabnya. Tidak jarang orang beranggapan bahwa derita dan kemalangan itu merupakan akibat langsung dari dosa atau kesalahan orang yang bersangkutan. Lebih dari itu, orang juga sering berpikir bahwa derita dan kemalangan itu merupakan kutukan langsung dari Tuhan atas dosa dan kejahatan seseorang. Akibat anggapan seperti ini, orang yang de facto sedang alami derita atau kemalangan, sering jadi sasaran olokan dan cemoohan, dan karena itu pula beban deritanya terasa semakin bertambah. Lebih dari itu, Allah juga sering dituding sebagai penyebab akhir dari segala derita, sengsara, kebobrokan, dan kemalangan manusia. Seakan-akan, Allahlah yang harus bertanggungjawab terhadap semua ketidakberesan itu. Anggapan semacam inilah yang dipegang teguh segelintir kaum Yahudi zaman Yesus dahulu. Terhadap anggapan semacam ini, Yesus tandaskan dalam injil hari ini bahwa tidak semua derita atau kemalangan yang dialami seseorang merupakan akibat langsung dari kesalahan orang itu sendiri. Bisa saja hal itu disebabkan oleh faktor eksternal, entah oleh alam, atau pun karena kesalahan orang lain. Karena itu pula, yang lebih penting bagi manusia tatkala saksikan derita dan kemalangan sesamanya, bukannya langsung menuding yang bersangkutan, apalagi menuding Allah sebagai penyebabnya, melainkan hendaknya manusia semakin waspada, mawas diri dan sekaligus bertobat, agar ia sendiri tidak alami kemalangan yang sama. Atau, jika seseorang toh pada akhirnya alami nasib yang sama, sekurang-kurangnya secara batiniah dan spiritual, ia telah siap hadapi dan alami semuanya itu.
Sdr….Dengan ini, Yesus ingin ajak sekaligus tantang manusia, semua dan setiap orang, kapan dan di mana saja, termasuk kita sekalian sekarang dan di sini, untuk senantiasa siap sedia hadapi semua kemungkinan terburuk, yang sesewaktu, kapan saja, dapat menimpa kita. Dan wujud nyata dari kesiapsiagaan itu tidak lain dari memanfaatkan kesempatan yang terberi sebaik dan seefektif mungkin, dengan bertobat dan hasilkan buah berlimpah dalam hidup kita. Mudah-mudahan….Amin!!!
Kredit Foto : Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.