ERBUATAN baik tidak selamanya menuai pujian dan penerimaan. Malah ada kalanya yang terjadi adalah sebaliknya. Perbuatan baik menimbulkan perbantahan, kecurigaan, kecemburuan atau kebencian terhadap pelakunya. Ironisnya lagi, respon negatif itu bukan saja datang dari orang yang tidak simpatik dengan pelakunya, namun justru datang dari orang-orang dekatnya.
Hal yang sama terjadi pada diri Yesus. Segala pengajaran dan mukjizat Yesus selain mengundang kekaguman banyak orang juga melahirkan cibiran dan kecurigaan. Ada orang yang mengaggap-Nya tidak waras, bahkan ahli-ahli Taurat dari Yerusalem pun berkata: “ Ia kerasukan Beelzebul”. Dengan penguluh setan, Ia mengusir setan”.
Yesus benar-benar pribadi yang memiliki integritas kuat. Ia berbuat baik kepada siapapun bukan didorong oleh harapan akan pujian dan sanjungan. Ia tidak haus pujian. Ia hanya melaksanakan titah Bapa-Nya. Karena itu, Ia sungguh-sungguh ikhlas melakukan kebaikan-kebaikan. Bahkan, ketika dianggap tidak waras, Yesus tak lekas menyerah. Ia masih giat mewartakan kabar sukacita perihal kerajaan surga.
Pasti kita juga mengalami hal yang sama ketika melakukan kebaikan sekali pun. Selalu saja ada orang yang simpatik dan merasa jijik. Putus asa atau menyerahkah kita? Semoga kita tetap tabah dan semangat melakukan kebaikan. Marilah kita mencari perkenaan Tuhan, bukan pujian manusia.
Ya Bapa, di tengah-tengah zaman penuh tantangan berat ini, tabahkanlah dan semangatilah aku untuk selalu berbuat kebaikan seperti Yesus Putra-Mu. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.