ANYAK orang menjalani hidup dengan berbagai macam kepura-puraan. Bahkan untuk menutupi kekurangannya, seseorang biasanya akan memperlihatkan tampilan yang lebih menarik. Misalnya, seorang bisa saja sedang marah, namun berupaya bertutur kata sedemikian rupa sehingga terkesan sopan di hadapan teman bicara. Manusai mudah berpura-pura, dan dapat mengelabui yang lain dengan sangat rinci. Manusia mengenal seseorang dari tampilan, tapi Tuhan mengenal kita dengan sangat rinci. Manusia mengenal seseorang dari tampilan, tapi Tuhan mengenal hingga ke lubuk hati manusia. Itulah yang dialami oleh Lewi, si pemungut cukai.
Lewi merupakan anak Alfeus. Ia pemungut cukai yang kerap memeras rakyat jelata. Hidupnya mendadak berubah setelah Yesus menghampirinya dan berkata, “Ikutlah Aku.” Ia pun bergegas meninggalkan segalanya dan mengikuti Yesus. Bagi banyak orang, Lewi adalah pendosa dan karenanya tak layak mengikuti Yesus. Namun, Tuhan memilihnya. Dalam pengalaman Lewi, kita mengetahui bahwa kasih Tuhan tak pernah membeda-bedakan. Dalam pengalamannya pula kita tahu Tuhan selalu mengubah hidup kita, asalkan kita membuka hati pada setiap sapaan-Nya yang selalu memanggil: “Ikutlah Aku.”
Ya Allah, aku cenderung menutupi kekuranganku dan mudah menghakimi orang lain, bukalah hatiku supaya Firman-Mu memulihkan hidupku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.