NTUK menyampaikan suara kenabian, seseorang membutuhkan keteguhan iman. Dalam menghadapi berbagai sikap yang mengancam, seseorang harus semakin berserah kepada Tuhan. “Sebab, kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.” Hanya dengan cara demikian, seseorang dapat berani hidup dan memperjuangkan kebenaran. Nikodemus, dalam kisah Injil hari ini, berani mengatakan kebenaran, sebab ia telah lebih dahulu berjumpa dengan Tuhan Yesus.
Orang banyak dan pemimpin Yahudi masih meragukan Yesus, karena Ia berasal dari Galilea. Daerah ini tak pernah disebutkan sebagai tempat asal-usul para nabi. Karena itu, bagi mereka Yesus pantas diragukan dan (bahkan) ditolak. Keraguan ini tentu juga diwarnai superioritas mereka sebagai bangsa terpilih. Namun, di atas semua itu, keraguan dari orang-orang Farisi ini dikarenakan mereka tak membuka diri pada pengenalan yang mendalam akan Yesus. Sehingga yang ada hanya iman dan kecurigaan.
Betapa sering dalam masyarakat, bahkan dalam Gereja yang majemuk, seorang yang terbukti baik tidak diterima, apalagi untuk memimpin hanya karena tidak sejenis dengan kelompok mayoritas.
Tuhan Yesus, Engkau rela lahir sebagai minoritas agar aku lebih menghargai setiap orang tanpa memandang latar belakang suku, agama, atau kelompoknya. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit OBOR, Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.